Find Us On Social Media :

Tlogo Plantation dan Agrowisata Kebun Karetnya

By Agus Surono, Jumat, 3 Maret 2017 | 13:30 WIB

Tlogo Plantation dan Agrowisata Kebun Karetnya

Intisari-Online.com - Saya mengetahui tempat ini dari saudara yang tinggal di Ungaran. Informasi begitu minim namun langsung mengena: bangunan Belanda. Mendengar bangunan Belanda ingatanku selalu lari ke masa-masa SMP yang menggunakan bangunan Belanda. Jendela besar dan tinggi menjadi jalan menyelinap saat bosan dengan pelajaran. Eh, ini jangan ditiru ya!

(Kafe Jamban di Semarang Masuk Salah Satu Restoran Terunik di Dunia)

Sempat terkecoh dengan Kampung Kopi Banaran, saya akhirnya menemukan tempat ini. Dari jalur jalan utama Solo – Semarang, jika dari Semarang setelah jembatan kita belok kiri. Masuk ke Stasiun Tuntang, menyusuri jalan sempit yang cukup dua mobil, sampai akhirnya menemukan lapangan di sisi kanan. Menyusuri sisi lapangan sampailah kita di pendopo Tlogo Plantation Resort.

Bangunan itu seolah mengucapkan “Selamat Datang” dengan keanggunan. Atau malah keangkuhan karena letaknya yang tinggi?

(Kota Semarang Semakin Indah dengan Pencahayaan Lampu LED)

Pendopo itu merupakan bagian dari bangunan utama Tlogo Plantation Resort. Saat ini, pendopo digunakan untuk acara-acara penting atau makan malam. Saat memasuki ruangan ini, beberapa meja bundar dikelilingi kursi bertebaran di atas ubin berwarna kuning bergaris diagonal. Kursi kayu dan lampu gantung menambah suasana klasik ruangan. Jangan terkejut kalau mengetahui bahwa di bawah pendopo ada makam.

Sebagai resort, Tlogo menawarkan suasana alam pegunungan yang sejuk.

Ada 22 cottage dan 15 kamar superior yang siap memanjakan hari-hari Anda. Cottage itu tersembunyi di balik kerimbunan pohon. Jarak antar-cotatge lumayan jauh. Jalan setapak dari tatanan batu merah berundak-undak menjadi penghubungnya. Sementara untuk jalan yang lurus menggunakan paving block. Jalan lain ditutup menggunakan batu kali. Semua memberikan kesan alami.

Suasana tempo dulu memang menjadi nafas bangunan di sini. Seakan ingin menyesuaikan dengan bangunan pendopo tadi. Cottage pun dibangun dengan menampakkan batu bata merahnya. Taman di depan cottage membuat suasana menjadi teduh di tempat berketinggian antara 400 – 675 mdpl ini. Di teras terdapat kursi bambu yang bisa digunakan untuk rebahan. Pas buat menyandarkan tubuh yang lelah setelah seharian berjalan-jalan menikmati panorama di perkebunan seluas 414 ha.

Perkebunan ini dibangun oleh perusahaan Belanda, NV Cultuur Matschappy, tahun 1838. Awalnya komoditas yang ditanam adalah cokelat. Mandor pertamanya adalah Tuan Van Drill yang tinggal di rumah Pendopo bersama keluarganya. Akan tetapi bangunan pendopo yang ada saat ini bukanlah bentuk asli. Letusan Gunung Merapi tahun 1872 telah merusakkan bangunan pendopo.

Tahun 1901 dibangun kembali saat dipimpin Van Baasgeul, yang mengubah nama menjadi Budiman yang menikah dengan wanita Indonesia. Agustus 1954 diambil alih oleh pemerintah Indonesia. Kemudian diambil alih oleh pemerintah Jawa Tengah yang menambahkan fasilitas penginapan di perkebunan ini. Tanaman yang awalnya cokelat pun berganti. Sekarang, lahan seluas 414 ha itu terbagi atas 233 ha tanaman karet, 97 ha kopi, 64 ha cengkeh, 20 ha tanaman pala dan kayu manis. Masih ada tanaman yang memberikan nilai lebih: kapuk randu yang merupakan tanaman pembatas. Pohon randu ini setiap tahunnya bisa menghasilkan 25 – 30 ton glondhongan kapuk.

Selain menginap, kita bisa mengikuti plantation tour. Dipandu oleh seorang karyawan senior, tur ini akan memberikan wawasan kita dalam hal budidaya tanaman karet dan kopi. Banyak hal bisa kita ketahui dari kegiatan ini. Seperti mengapa penyadapan karet memiliki pola tertentu. Dijelaskan juga bahwa tanaman karet diperbanyak melalui biji yang dikombinasikan dengan sistem okulasi. Ada perbedaan pola penyadapan antara tanaman yang muda (tanaman karet bisa disadap mulai umur 6 tahun) dan tua. Saat mendekati usia tak produktif sehingga harus ditebang, dikenal istilah sadap sosok. Intinya getah karet disedot habis-habisan dengan menyadap batangnya satu lingkaran penuh. Berbeda dengan tanaman yang masih produktif, hanya setengah lingkaran.

Mengikuti plantation tour kita dibawa melihat proses pengolahan karet dari getah sampai menjadi lembaran-lembaran lateks yang siap diekspor. Ada trik khusus yang dipakai pengelola perkebunan Tlogo agar lateks yang terbentuk tidak berbau.

Fasilitas yang disediakan pihak pengelola resort bisa menjadi aktivitas yang menarik. Ada flying fox, naik jip ke puncak Gunung Rong, atau sekadar bersantai di kolam renang. 

Tlogo Plantation Resort | Dusun Delik, Tuntang, Ambarawa | Telp. 0298-340111 | Koordinat Bumi: S7º15’59” E110º28’11”