Find Us On Social Media :

Giliran Indonesia yang Dituduh Sadap Diplomat Australia

By Ade Sulaeman, Selasa, 26 November 2013 | 19:30 WIB

Giliran Indonesia yang Dituduh Sadap Diplomat Australia

Indonesia punya sejarah dengan China

Willy Aditya, pengamat pertahanan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) menilai, Indonesia pernah memiliki kerjasama dengan militer dengan China di zaman pemerintahan Soekarno. “Jika militer Indonesia kembali bekerjasama lagi dengan militer China itu sah-sah saja,” kata Willy.

Bahkan, kerjasama di bidang intelijen sah dilakukan Indonesia asalkan untuk melindungi kepentingan nasional Indonesia. Apalagi kata Willy, Indonesia saat ini masih tertinggal dalam hal peralatan teknologi intelijen.

“Artinya kerjasama penggunaan peralatan intelijen dari China sangat realistis dilakukan oleh militer Indonesia,” kata Willy. Dalam penjelasannya, Indonesia saat ini sedang mengejar ketertinggalan di bidang teknologi intelijen yang sudah duluan dikembangkan China.

Willy bilang, seandainya penyadapan Australia itu benar dilakukan militer Indonesia, maka hal itu menjadi hal yang biasa saja, sebab dilakukan di teritorial Indonesia dengan tujuan mempertahankan kepentingan nasiolnal. “Itu penyadapan yang tidak brutal, karena tidak dilakukan di negara lain seperti yang dilakukan Australia,” tegas Willy.

Saat ini, kata Willy, dana militer Indonesia masih minim, sehingga sarana pertahanan juga masih lemah termasuk sarana intelijen. “Membangun pertahanan itu mahal, maka untuk menutupinya bisa dilakukan dengan kerjasama bilateral dengan China. Sebab kalau kerjasama dengan Amerika Serikat (AS) sulit dilakukan, karena kepentingannya adalah berdagang,” kata Willy. (Asnil Bambani Amri/kontan.co.id)