Find Us On Social Media :

Jutawan Menurut Paul Getty

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 22 Oktober 2011 | 10:00 WIB

Jutawan Menurut Paul Getty

Intisari-Online.com – Jika Anda mengalami masalah kesehatan, berkonsultasilah dengan seorang dokter. Untuk masalah pembukuan, Anda bisa menghubungi seorang akuntan publik. Jika Anda ragu-ragu dengan keaslian sebuah lukisan, tanyakanlah pada seorang ahli di bidang itu. Tetapi nasihat yang berlaku umum dalam bisnis? Sulit.

Manusia itu berbeda-beda. Apa yang sukses bagi seseorang, mungkin membawa kegagalan bagi orang lain. Contoh soal. Pada awal tahun 1930-an, saat AS mulai bangkit dari depresi ekonomi, hampir semua penasihat bisnis menganjurkan agar orang bertahan pada uang dan jangan investasi pada saham. Namun Paul Getty mengabaikan nasihat ini dan nyatanya tidak rugi. Justru masa itu merupakan masa yang paling tepat untuk membeli saham."Jadi saya nasihatkan, jangan terlalu percaya terhadap para penasihat di bidang finansial. Anda harus punya pendapat sendiri. Ayah saya selalu mengatakan, pandanglah pendapat orang lain itu sebagai informasi belaka. Jadi tangkap segi informasinya, pertimbangkan, dan ceklah, kemudian tentukan pendapat Anda sendiri."

Ketika ditanya tentang kebijakan umum yang berlaku dalam bisnis, maka Paul menjawab, "Berusahalah selalu untuk melakukan bisnis yang lebih baik dan lebih banyak. Anda harus bermain dengan berani. Pukullah bola dengan keras, tetapi jangan terlalu keras sampai Anda kehilangan kontrol terhadap bola. Hindarilah penonjolan kepribadian. Yang saya maksudkan, jangan mencampuradukkan pendapat pribadi Anda, perasaan suka dan tidak suka, dengan bisnis. Jika seorang rekanan Anda dapat bekerja dengan baik, maka kemampuannyalah yang paling penting, bukan seberapa jauh Anda menyukainya secara pribadi."

Usahakan untuk membatasi investasi Anda pada sesuatu yang diperkirakan akan mengalami peningkatan harga yang terbesar. Sesuatu seharga AS$ 10.000, yang kelak bisa berharga AS$ 100.000 atau AS$ 1.000.000, jelas lebih menguntungkan daripada sesuatu seharga AS$ 10.000 yang kelak di kemudian hari harganya hanya akan menjadi AS$ 12.000 atau AS$ 15.000. Cobalah melayani masyarakat, karena masyarakatlah yang merogoh saku. Jangan asal memberi harga murah, tapi kualitas barangnya rendah. Sediakan kualitas yang baik dengan harga yang pantas. (Intisari)