Intisari-Online.com - Pola makan yang buruk atau menu kurang gizi bisa mengganggu kesehatan tubuh kita. Tetapi pola makan teratur dan menu bernutrisi tinggi juga belum tentu jadi jaminan. Apa pasal? Soalnya, bisa saja makanan yang baik dikonsumsi tubuh manusia sekalipun, secara ekologis tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Kira-kira itulah pesan yang ingin disampaikan oleh Annemarie Colbin. Kita pun mafhum. Colbin selama ini dikenal sebagai penulis buku best-seller tentang hubungan kesehatan pikiran dan tubuh kita serta makanan yang kita makan. Ide-idenya cukup jernih dan ditopang dengan seperangkat teori yang menunjuk kepada hubungan-hubungan timbal-balik antara makanan yang sehat dan penjagaan yang sehat terhadap Bumi yang hidup ini.
Karena itu, sebagaimana diuraikan David C. Korten dalam The Post-Corporate World, Colbin tidak menganjurkan daftar menu khusus berdasarkan formula dan daftar kandungan nutrisi dari berbagai makanan. Namun menurutnya, kita bisa mempertimbangkan beberapa prinsip berikut ketika memilih makanan:
- Utuh. Pada umumnya, semakin dekat makanan itu kepada bentuk alamiahnya yang diberikan kepada kita, semakin besar dan semakin seimbanglah kandungan nutrisi dan energinya.
- Segar, alami, dan ditanam secara organik. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya bukan makanan kaleng, tidak dibekukan, tidak diradisi dan tidak direkayasa secara genetik; bebas dari tambahan zat kimia, baik pewarna maupun pengawet.
- Dalam musimnya. Terdapat kecocokan yang menarik antara makanan lokal dalam musim tertentu dan kebutuhan musiman yang terdapat dalam tubuh kita. Dengan demikian, kita makan selada dan buah-buahan di musim kemarau, serta sop dan makanan yang direbus di musim penghujan.
- Lokal. Makanan lokal dipetik dalam keadaan lebih masak, tidak kehilangan zat nutrisinya dalam perjalanan, dan cenderung lebih cocok dengan kebutuhan musiman tubuh kita.
- Serasi dengan tradisi. Memperhatikan apa yang dimakan nenek-moyang kita memberikan petunjuk penting tentang jenis makanan tertentu yang lebih serasi dan lebih sesuai dengan susunan genetika kita sendiri.
- Berimbang. Keragaman, termasuk keragaman dalam hal rasa, warna, dan susunannya membantu kita untuk mendapatkan suatu jenis makanan yang berimbang.
- Lezat. Apa yang enak bagi kita, sekurang-kurangnya ketika kita makanan alami secara utuh, merupakan petunjuk yang berguna tentang apa yang dikehendaki dan apa yang tidak dikehendaki oleh tubuh kita.
Pengalaman menentukan makanan berdasarkan prinsip-prinsip ini setidaknya berdampak dua hal. Pertama, menjadikan kita berhubungan kembali dengan sistem produktif yang hidup alami dan terdapat di sekitar kita. Kedua, turut menciptakan suatu tuntutan pada produksi organik akan makanan yang secara sosial dan lingkungan lebih sehat dan berskala manusiawi.
Jadi, imbasnya tidak hanya baik bagi kesehatan dan vitalitas tubuh kita. Akan tetapi ini juga merupakan yang terbaik bagi tanah dan bagi penciptaan ekonomi yang lebih lestari, adil, dan penuh empati.
Mari, mengikuti cara Colbin!