Penulis
Intisari-Online.com - Selain kimchi atau bulgogi, bibimbap mulai dikenal sebagau makanan khas Korea. Secara literer bibimbap adalah nasi campur. Namun kita sendiri yang mencampurnya. Saat memesan di rumah makan Korea, yang dihidangkan mangkuk berisi sayuran dan lauk yang ditata sedemikian rupa dalam formasi bulat di dalam mangkuk. Sepotong akar ginseng akan menjadi titik yang memukau Anda. Lalu nasi ditaruh dalam mangkuk tersendiri.
Sayuran yang biasa dipakai di bibimbap adalah mentimun, zuchini, mu (daikon), jamur, doraji (akar bunga lonceng), gim, bayam, tauge, dan gosari (rebusan semacam daun paku-pakuan). Terkadang ditambahkan potongan tahu atau daun selada. Sebagai pengganti sapi bisa ayam atau seafood. Semua sayuran itu ditata berdekatan dengan komposisi warna yang menarik. Jika suka dengan rasa pedas, setelah dicampur tambahkan gochujang (pasta cabai).
Bibimbap pertama kali disebut Siuijeonseo, buku masakan yang tak disebutkan penyusunnya pada akhir abad ke-19. Beberapa ahli menyatakan bahwa bibimbap berasal dari kebiasaan masa lalu yang mencampurkan semua makanan untuk persembahan makanan pada ritus leluhur (jesa) di dalam sebuah mangkuk sebelum mereka mengambil bagian dari dalamnya.
Di rumah tangga-rumah tangga Korea, bibimbap biasanya dipersiapkan dari nasi tanak, sayuran, dan daging. Sejak abad ke-20 bibimbap mulai terkenal di beberapa negara selain Korea karena kenyamanan dalam menyiapkannya. Beberapa maskapai penerbangan yang berhubungan dengan negara Korea Selatan juga menawarkan menu ini kepada para penumpangnya.
CNN Go tahun 2011 pernah membuat daftar 50 makanan enak di seluruh dunia melalui jajak pendapat kepada pembacanya. Hasilnya, bibimbap berada di urutan 40.
Saat kunjungan ke Korea dalam rangka undangan Korea Tourism Organization, saya beberapa kali mencoba menu ini dan lebih cocok daripada kimchi atau makanan lainnya. Makanya, saat pulang menumpang Korean Airlines, begitu ada menu bibimbap langsung saya sambar. (*)