Penulis
Intisari-Online.com - Kol merupakan salah satu jenis lalapan yang cukup populer. Sebagaimana kol, sayuran anggota famili Crucifera yang lain, seperti brokoli dan sawi, belakangan santer disebut-sebut sebagai makanan pencegah kanker.
Sayuran ini mengandung antioksidan yang dapat melumpuhkan senyawa radikal bebas penyebab kanker. Selain itu sayuran ini pun kaya akan sulfur dan histidin yang dapat menghambat pertumbuhan tumor.
Sayangnya, sayur-sayuran sejenis kol ini mengandung senyawa giotrogenic yang mengganggu penyerapan yodium. Makanya, mengonsumsi kol berlebihan bisa-bisa malah merangsang munculnya gondok.
(Baca juga:Libur Lebaran di Solo? Jangan Lupa Nikmati Wedang Dongo Keprabon di Malam Hari)
Kalau suatu kali Anda sempat mampir ke rumah makan masakan Sunda, amati lalapannya. Yang paling sering disajikan pasti mentimun. Rasanya, selera makan pasti meningkat karena suara kunyahan mentimun yang kries-kries itu. Namun, apa sih sebenarnya manfaat mentimun ditengok dari gizinya?
Dari angka yang tertera dalam buku Daftar Komposisi Bahan Makanan keluaran Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI – dapat dikatakan mentimun statusnya benar-benar inferior.
Hampir semua kandungan gizinya – baik kalori, protein, vitamin, maupun mineral – sangat rendah. Mentimun hanya superior dari segi kandungan airnya, yang mencapai 96%.
(Baca juga:Tanda-tanda Bayi Dehidrasi)
Jadi melalap mentimun sama saja dengan minum air. Akan tetapi, kalau sebagai penggugah selera makan, ya boleh-boleh saja. Bukankah kalau selera makan meningkat, asupan (intake) gizi dari bahan makanan lain selain mentimun juga meningkat?
Lalapan lain yang juga populer adalah kacang panjang. Kandungan proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan kol. Soalnya, protein kol cuma 1,4%, sementara kacang panjang mencapai 2,7%. Mentimun malah lebih rendah lagi, proteinnya 0,7%.
Daun singkong merupakan sayuran yang tidak pernah dilalap mentah. Diduga karena teksturnya yang kurang layak dimakan mentah. Kemungkinan lainnya, karena daun singkong mentah mengandung racun asam sianida (HCN) lumayan tinggi yagn bisa membahayakan tubuh.
(Baca juga:Singkong Pun Bisa Diolah Menjadi Beras)
Tapi persentasenya akan berkurang banyak setelah daun singkong dipanasi, entah dikukus atau direbus. Kandungan vitamin A-nya sangat tinggi, mencapai 11.000 SI (satuan internasional) per 100 g bahan. Tak jauh beda dengan wortel, 12.000 SI.
Bagaimana peran lalap dalam makanan cepat saji (fast food), misalnya burger? Ke dalam burger selalu diselipkan selembar daun selada mentah dan beberapa iris bawang bombai yang juga mentah.
Ternyata kandungan gizi bawang bombai relatih rendah. Begitu juga dengan daun selada. Kedua sayuran tersebut bukan sumber vitamin A, C, dan zat besi.
(Baca juga:Catat! Tak Semua Orang yang Memiliki Kolesterol Tinggi Harus Makan Obat Penurun Kolesterol)