Penulis
Intisari-Online.com- Pada larutmalam pada tanggal 28 Juli 1976, gempa bumi paling mematikan di abad ke-20 dan ketiga terbesar dalam sejarah tercatat mengguncang Tangshan, Cina.
Kira-kira seperlima dari kota musnah dalam musibah itu, dan ribuan nyawa diselamatkan dari pelukan maut.
Sebuah survei sosiologis dilakukan di antara orang-orang yang dibawa kembali dari keadaan meregang nyawa.
Hal itu dilakukan untuk mencari tahu apa yang mereka alami pada saat-saat paling kritis dalam hidup mereka.
Baca Juga:Menurut Tito Karnavian, Ini Alasan Kenapa Polri Tak Langsung Serbu Napi Terorisme di Mako Brimob
Anehnya, banyak yang menjawab bahwa di ambang kematian, mereka tidak merasa sakit atau menyesal, tetapi mengalami semacam kegembiraan, seolah-olah mereka telah dibebaskan dari tubuh fisik mereka.
Beberapa mengatakan bahwa mereka telah melihat terowongan cahaya dan beberapa melaporkan melihat makhluk lain.
Sangat mungkin bahwa banyak orang yang akrab dengan cerita-cerita semacam ini, yang dikenal oleh para ahli sebagai Near Death Experiences (NDEs).
Keberadaan NDE menimbulkan masalah bagi pemahaman kontemporer terhadap pikiran.
Baca Juga:Inilah Bukit Nirbaya di Nusakambangan, Lokasi Eksekusi Mati para Tahanan yang Terkesan 'Angker'
Sebagaimana sains modern berpendapat bahwa pikiran adalah produk reaksi-reaksi neurokimia, daripada sebuah entitas yang tidak bergantung pada otak dan kadang-kadang mampu memisahkan diri dari tubuh fisik.
Fenomena NDE menunjukkan bahwa manusia tidak hanya memiliki tubuh tetapi juga memiliki jiwa.
Secara alami, para ilmuwan memiliki beragam pendapat berkaitan dengan keberadaan jiwa sebagai entitas individual.
Ilmuwan Francis Crick mungkin adalah perwakilan kontemporer paling terkenal untuk sudut pandang ini.
Baca Juga:Tragis, Nikahi 11 Pria, Wanita Somalia ini Dirajam Hingga Tewas
Dalam satu penelitian yang dilakukan selama beberapa tahun, Profesor Crick menegaskan bahwa:
"pikiran dan perilaku otak kita dapat dijelaskan oleh interaksi sel-sel saraf (dan sel-sel lain) dan molekul-molekul yang terkait dengan mereka."
Namun, beberapa ilmuwan berpendapat bahwa Profesor Crick memiliki pandangan yang bias.
“Seperti mengatakan bahwa katedral adalah tumpukan batu dan kaca. Memang benar, tetapi terlalu sederhana dan itu meleset dari intinya, ”kata Michael Reiss, profesor di Universitas London yang merupakan pendeta sekaligus ilmuwan.
Baca Juga:Urutan Eksekusi Hukuman Mati di Nusakambangan yang Buat Narapidana Tak Kuasa Menahan Tangis
Studi paling lengkap tentang NDE hingga saat ini dibuat oleh Pim van Lommel dan tim dokter Belanda pada 344 pasien dari 10 rumah sakit.
Penelitian, yang dilaporkan dalam Lancet pada tahun 2001, menemukan bahwa 62 dari pasien (18 persen) memiliki beberapa rekoleksi pengalaman mendekati kematian.
Sementara 41 di antaranya dijelaskan mengalami pengalaman "dalam" atau "sangat dalam."
Setengah dari mereka yang melaporkan mengalami NDE mengatakan bahwa mereka sadar akan kematiannya.
Baca Juga:Pria Ini Bocorkan 10 Alasan Kenapa Banyak Pria Bule Suka Wanita Indonesia
Sementara 56 persennya lagi mengatakan merekadibanjiri emosi positif.
Lima belas orang (24 persen) melaporkan pengalaman di luar tubuh.
Sementara 31 persen mengalami pergerakan melalui terowongan.
Delapan belas orang mengatakan mereka melihat “lansekap surgawi.”
Baca Juga:7 Suku di Dunia yang Terkenal dengan para Wanita Cantiknya, Salah Satunya Suku dari Indonesia!
Sepertiga mengatakan mereka bertemu dengan sanak saudara yang sudah meninggal, dan delapan mengatakan mereka melihat kehidupannya sedang ditinjau.
“Bagaimana mungkin kesadaran di luar tubuh dapat terjadi saat otak tidak lagi berfungsi selama kematian klinis?” Tanya Van Lommel.
Van Lommel mengatakan bahwa pengalaman mendekati kematian mendorong batas pemahaman medis mengenai rentang kesadaran manusia dan hubungan pikiran-otak.
Baca Juga:8 Trik dari Orang Cerdas Untuk Hadapi Orang yang Tidak Disukainya, Nomor 3 Sangat Penting!