Find Us On Social Media :

Dapatkah Pengalaman Meregang Nyawa Membuktikan Eksistensi Jiwa?

By Muflika Nur Fuaddah, Sabtu, 12 Mei 2018 | 18:15 WIB

Ilustrasi

Intisari-Online.com- Pada larut malam pada tanggal 28 Juli 1976, gempa bumi paling mematikan di abad ke-20 dan ketiga terbesar dalam sejarah tercatat mengguncang Tangshan, Cina.

Kira-kira seperlima dari kota musnah dalam musibah itu, dan ribuan nyawa diselamatkan dari pelukan maut.

Sebuah survei sosiologis dilakukan di antara orang-orang yang dibawa kembali dari keadaan meregang nyawa.

Hal itu dilakukan untuk mencari tahu apa yang mereka alami pada saat-saat paling kritis dalam hidup mereka.

Baca Juga: Menurut Tito Karnavian, Ini Alasan Kenapa Polri Tak Langsung Serbu Napi Terorisme di Mako Brimob

Anehnya, banyak yang menjawab bahwa di ambang kematian, mereka tidak merasa sakit atau menyesal, tetapi mengalami semacam kegembiraan, seolah-olah mereka telah dibebaskan dari tubuh fisik mereka.

Beberapa mengatakan bahwa mereka telah melihat terowongan cahaya dan beberapa melaporkan melihat makhluk lain.

Sangat mungkin bahwa banyak orang yang akrab dengan cerita-cerita semacam ini, yang dikenal oleh para ahli sebagai Near Death Experiences (NDEs).

Keberadaan NDE menimbulkan masalah bagi pemahaman kontemporer terhadap pikiran.

Baca Juga: Inilah Bukit Nirbaya di Nusakambangan, Lokasi Eksekusi Mati para Tahanan yang Terkesan 'Angker'

Sebagaimana sains modern berpendapat bahwa pikiran adalah produk reaksi-reaksi neurokimia, daripada sebuah entitas yang tidak bergantung pada otak dan kadang-kadang mampu memisahkan diri dari tubuh fisik.

Fenomena NDE menunjukkan bahwa manusia tidak hanya memiliki tubuh tetapi juga memiliki jiwa.