Intisari-Online.com - Gunung Merapi mengalami erupsi jenis freatik pagi ini pukul 07.50 (11/05/2018).
Melansir dari Kompas.com, Operator Pusdalops BPDB Magelang, Kristian, mengatakan erupsi kali ini berjenis freatik.
"Untuk letusan seperti ini tidak ada wedhus gembel," terangnya.
Erupsi yang terkesan mendadak ini memang tidak menunjukan banyak gejala dari aktivitas Gunung Merapi.
Sebenarnya, apakah erupsi freatik dan apa dampak yang ditimbulkannya?
Mengutip dari Worldatlas.com, erupsi jenis freatik dikenal sebagai semburat uap atau letusan ultra-vulkanik.
Hasil dari ledakan ini menumpahkan air, uap, batu, abu, bahkan bom vulkanik.
Erupsi freatik dapat terjadi setiap kali akuifer (air bawah tanah) mendekati magma. Magma memiliki suhu ekstrim yang mencapai kisaran 500 - 1170 derajat Celcius.
Letusan yang melibatkan magma cair pada prosesnya dikenal dengan sebutan phreaomagmatic.
Penyebab lain disebabkan oleh lava yang mengalir di atas sedimen basah sehingga menghasilkan ledakan freatik skala kecil.
Dampak dari letusan ini bagi ekosistem dapat mencairkan puncak gletser, kawah berelief rendah, dan danau.