Find Us On Social Media :

Mindfulness, Solusi bagi Multi-tasking (1): Tidak Produktif dan Turunkan IQ

By Lily Wibisono, Selasa, 11 Februari 2014 | 15:00 WIB

Mindfulness, Solusi bagi Multi-tasking (1): Tidak Produktif dan Turunkan IQ

Intisari-Online.com - Apakah Anda makan sambil nonton TV, mengecek ponsel atau tablet, dan menerima telepon? Kalau ya, berarti Anda makhluk multitasking” tulen. Dan Anda pasti tidak sendirian. Coba, lihatlah ke sekeliling Anda saat sedang rapat, acara makan bersama, berbelanja, atau menonton konser. Ada berapa orang yang menunduk mengecek hape masing-masing sambil duduk atau berjalan?

Multitasking berarti melakukan dua atau tiga tugas pada saat bersamaan; atau, bergantian pindah dari satu hal ke hal lain bolak-balik; atau, melakukan beberapa hal berturut-turut dalam waktu cepat. Dulu, multitasking dianggap meningkatkan produktivitas. Sekarang tidak lagi.Dalam sebuah studi oleh Robert Rogers dan Stphen Monsell (1995), partisipan riset mereka malah terbukti semakin lambat dalam bekerja jika harus berpindah-pindah tugas dibandingkan dengan mengulang tugas yang sama.

Begitupun studi yang dikerjakan pada tahun 2001 oleh Joshua Rubinstein, Jeffrey Evans dan David Meyer menunjukkan: semakin banyak jenis tugas yang harus dikerjakan secara bersamaan, semakin lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan semua tugas itu. Jadi alih-alih produktif, multitasking malah terbukti memperlambat proses kerja.

Pada tahun 2005, BBC melaporkan sebuah studi yang didanai oleh Hewlett-Packard dan diselenggarakan oleh Institut Psikologi dari University of London. Temuan mereka, “Pekerja yang teralihkan perhatiannya oleh surel dan panggilan telepon menderita pemerosotan IQ lebih dari dua kali yang dialami pengisap ganja.” OMG. “Infomania”, demikian para peneliti menyebutnya, sungguh mengancam produktivitas kita.

Survei lain dari University of California at Irvine memonitor pekerja kantoran: ternyata para pekerja ini membutuhkan rata-rata 25 menit untuk kembali ke tugas yang semula dikerjakan begitu terganggu oleh panggilan telepon atau surel.Jonathan B. Spira, analis dari dirma riset bisnis Basex, kepada The New York Times, pada tahun 2007 memperkirakan, multitasking yang ekstrem – akibat banjir informasi – menyebabkan kerugian sebesar AS$650 miliar setahun terhadap perekonomian AS dalam setahun!

Dengan kemajuan teknologi komunikasi, setiap orang terseret ke dalam dunia serba terkoneksi. Mau tak mau, sepanjang waktu kita semua terpapar dengan multitasking. Gadget yang teknologinya diciptakan untuk “membuat dunia menjadi semakin terkelola dengan mudah” malah secara tidak langsung menjadi sumber stres juga.Namun, ada saatnya kita tak dapat menghindar dari multitasking. Sebuah pilihan solusi lahir dari benak seorang ahli mikrobiologi bernama Jon Kkabat-Zinn, berupa program belajar mempertajam kesadaran. Mindfulness

-Artikel kedua-