Find Us On Social Media :

Menunda Penuaan Otak dengan Meditasi

By Moh Habib Asyhad, Rabu, 11 Februari 2015 | 11:00 WIB

Menunda Penuaan Otak dengan Meditasi

Intisari-Online.com - Meditasi sangat baik untuk kesehatan otak. Hampir semua pakar kesehatan sepakat dengan pernyataan tersebut. Banyak penelitian yang berlangsung baru-baru ini menunjukkan manfaat praktik kuno tersebut untuk kesehatan kognitif—dari stres, cemas berlebihan, dll. Penelitian terbaru yang dilaukan oleh UCLA Brain Mapping Center bahkan menyebut bahwa kita bisa menunda penuaan otak dengan meditasi.

Lebih spesifik, para peneliti dari University of California at Los Angeles dan Australian National University menemukan, kondisi otak orang yang gemar bermeditasi memiliki tanda-tanda penuaan lebih sedikit dibanding mereka yang tidak pernah melakukan meditasi.

Untuk diketahui, otak mulai menurun di usia 20-an, dan terus menurun, baik volume atau beratnya, sampai usia tua. Meditasi, selain meningkatkan emosional dan fisik, mungkin menjadi cara yang efektif untuk mencegah penyakit neurodegerative seperti dimensia, alzheimer, dan parkinson. Meditasi juga membantu mencegah beberapa penurunan kognitif seiring dengan penuaan pada otak. Dan perlu diingat, meditasi itu gratis dan tidak memiliki efek samping.

Sebuah studi serupa dilalukan pada 2011 silam, menemukan, bahwa orang yang bermeditasi memiliki sedikit penyusutan sel dalam otak. Penelitian tersebut juga melihat hubungan antara meditasi dan perawatan materi abu-abu, sebuah jaringan di mana proses kognisi berlangsung dan memori disimpan. Ada sekitar 100 orang (56 laki-laki, 44 perempuan, usia 24 – 77 tahun) yang dilibatkan dalam penelitian tersebut, 50 orang telah bermeditasi selama kurang lebih 20 tahun, sementara 50 yang lain tidak pernah bermeditasi.

Setelah melewati proses pindai dengan teknologi fMRI, hasilnya: orang yang gemar bermeditasi memiliki penurunan materi abu-abu lebih sedikit dibanding mereka yang tidak bermeditasi. “Dalam diri orang yang bermeditasi, tak ada hubungan signifikan antara kehilangan materi abu-abu pada otak dan usia. Tentu saja ini berbeda dengan asumsi banyak orang, semakin tua umur, semakin tua volume otak,” ujar Dr Florian Kuth, penulis penelitian ini, kepada The Huffington Post.