Intisari-Online.com – Matahari turun di bawah cakrawala. Langit berubah gelap. Bintang-bintang mulai bersinar menghiasi malam. Saat itu adalah malam puncak hujan meteor. Kami berkumpul bersama para cucu di halaman belakang. Kakek duduk di kursi dan yang lain berbaring di bawah selimut. Tidak ada lampu jalan di dekat situ yang menghalangi pandangan kami.
“Hei, ada satu!” Seth, yang tertua berteriak.
“Ada satu lagi!” Josh berteriak.
“Aku melihatnya!” Ginny dan aku bersama-sama seperti beruntun melihat langit dan berteriak. Benny, yang termuda, duduk di sebelahku.
“Apakah kau melihatnya, Ben?” tanyaku.
“Iya.”
“Apa kau melihat yang terakhir?”
“Tidak ada!” Ia menghela napas. “Aku rindu itu.”
Kami bersorak dan menunjuk setiap kali meteor menyalakan langit malam itu.
“Kakek?” tanya Benny.
“Ya, Ben?”
“Clara kesepian, tahukah Kakek?”