Di hari-hari terakhir perjalanan, air kembali menjadi masalah yang krusial. Perjalanan susur pantai sejauh 12 km dari exit point di Pantai Ngente hingga Pantai Plengkung hanya menyisakan sedikti air minum.
Medan yang sulit, cuaca panas yang tidak bersahabat, persediaan air yang pas-pasan, dan kondisi fisik yang semakin menurun dari hari ke hari menjadi tantangan bagi tim. Meskipun tantangan kami cukup berat, semangat kami untuk mendokumentasikan potensi alam di TNAP tidaklah surut.
Dari hutan kami mendapatkan pelajaran yang tak ternilai. Kita dapat belajar bagaimana hidup di dalam keterbatasan dan bagaimana menghargai kehidupan.
Namun, dalam keterbatasan itu, kita harus tetap bersyukur dengan apa yang dimiliki dan tetap melaksanakan tanggung jawab yang ada.
Karena di dalam keterbatasan, kita dapat menemukan kebahagiaan lain yang tidak dapat tergantikan oleh apapun. (Irene Swastiwi Viandari Kharti)