Penulis
Intisari-Online.com - Perusahaan Jepang terkenal akan produktivitasnya yang tinggi, namun kini mereka mengingatkan para karyawan untuk tidur siang di sela-sela pekerjaan. Ada apa dengan tidur siang di sela-sela pekerjaan? Benarkah tidur siang dapat meningkatkan produktivitas seperti yang digadang-gadang oleh para peneliti?
Ternyata bukan hanya anak-anak dan balita saja yang perkembangan kecerdasannya lebih baik pasca-tidur siang. Penelitian terbaru menunjukkan, orang dewasa yang menyempatkan diri untuk tidur siang selama 90 menit setelah makan siang akan meningkat kualitas belajar dan memori. Hal itu akan memungkinkan mereka untuk menyerap fakta-fakta baru.
Dalam dekade terakhir, tidur siang menjadi fokus penelitian masyarakat Jepang. Para peneliti Jepang menyarankan tidur siang atau yang kerap disebut power nap selama 20-30 menit setelah makan siang. Namun bagi beberapa orang yang coba mempraktikkan tidur selama 20-30 menit, justru mendapati bangun setelah 1 jam lamanya. Walhasil, bukannya lebih segar, orang tersebut justru pening kepala. Untuk itulah, beberapa tempat di Jepang yang menyediakan fasilitas tidur siang, menyediakan secangkir kopi hangat sebelum tidur, agar dapat bangun tepat 20 menit setelahnya.
Kebiasaan tidur siang di kalangan pekerja ini juga membuka peluang usaha baru. Salon tidur namanya. Dalam beberapa tahun terakhir, salon tidur terus bermunculan di Jepang. Napia, salah satu salon tidur sekarang memiliki 1,500 anggota tetap. Dengan merogoh kocek sebesar AS$ 4, para pekerja kantoran yang sedang lelah boleh merasakan tidur siang selama 20 menit hingga lebih.
Penelitian baru menyebutkan tidur siang mempersiapkan otak untuk bekerja lebih baik dalam memingat sesuatu. Seperti halnya sebuah komputer saat dimatikan dan dinyalakan ulang, agar berjalan lebih halus dan stabil. “Tidur tak hanya berguna bagi tubuh, tapi juga otak,” ujar Matthew Walker, asisten profesor di University of California.
Walker dan rekan memisahkan 39 orang dewasa menjadi dua grup. Saat siang semua partisipan penelitian diminta untuk mengerjakan tes memori. Dalam tes tersebut setiap partisipan diminta untuk mengingat wajah dan nama. Setelah itu 20 dari orang dewasa itu diminta tidur siang selama 100 menit. Setelah tidur siang, mereka diminta untuk mengambil latihan memori kembali pada sore hari.
Hasilnya mencengangkan, mereka yang terbangun mendapat nilai 10% lebih jelek dari mereka yang tidur siang. Lebih mengejutkan lagi, pada dasarnya kemampuan memori seseorang menurun pada siang hari sampai sore jam 6. Namun tidur siang dapat menjaga memori tetap stabil pada jam-jam tersebut.
Penelitian lanjutan mengindikasikan, setiap tidur tanpa mimpi yang dilakukan oleh para pekerja ternyata mampu meningkatkan kemampuan memori. “Bukti ini menunjukkan, tidur memiliki peran penting dalam proses memori,” ujar Walker. “Tak hanya penting untuk tidur setelah belajar, tapi juga sebelum belajar,” tambah Walker.
Hmm, pekerjaan tampaknya akan bertumpuk, mari tidur siang dulu!