Find Us On Social Media :

7 Kalimat yang Membuat Atasan Kesal

By Mohamad Takdir, Selasa, 11 Maret 2014 | 19:45 WIB

7 Kalimat yang Membuat Atasan Kesal

Intisari-Online.com - Sikap terbuka memang baik untuk berkomunikasi. Namun, terlalu terbuka justru bisa merugikan diri sendiri. Seperti 7 kalimat yang membuat atasan kesal.1. “Maaf bos, saya enggak bisa melakukannya.”Ketika atasan meminta Anda melakukan sebuah tugas baru, sebaiknya jangan pernah menolak dengan alasan tidak bisa. Karena ini akan menurunkan nilai kita di mata atasan. Umumnya, atasan senang dengan karyawan yang selalu mau belajar dan menerima tantangan baru.

Daripada kita langsung menyerah dan mengatakan tidak bisa sebelum mencoba, apalagi bisa membuat atasan kesal, lebih baik terima tugas tersebut dengan optimis. Jika memang merasa tak punya pengalaman mengerjakannya, tak ada salahnya minta tip pada atasan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Ini akan membuat atasan lebih menghargai usaha kita.

(Baca juga: 4 Jenis Budaya Perusahaan)2. “Saya enggak digaji untuk melakukan tugas itu. Ini bukan job desc saya.”Jangan pernah mengatakan kalimat ini pada atasan. Kalau pun tugas yang diberikannya di luar job desc, atasan takkan mau menerima alasan apa pun. Ia ingin Anda tetap melakukannya.

Penolakan seperti ini akan menunjukkan bahwa Anda terlalu perhitungan dan tak menghormati atasan. Jika memang kita tak memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk proyek terbaru yang ditugaskan, akui saja dan diskusikan kontribusi apa yang bisa Anda berikan untuk membantu.3. “Alarm saya rusak.”Siapa pun tentu pernah mengalami pagi yang kacau, hingga harus telat menghadiri meeting. Biasanya saat datang telat, kita menyiapkan berbagai alasan untuk disampaikan, mulai dari alarm rusak sampai jadwal commuter line yang mengalami gangguan. Sesekali, atasan mungkin memaklumi alasan kita, tapi jika terlalu sering terlambat dengan alasan mengada-ada, atasan akan menganggap Anda tak bertanggungjawab dan tak menghargai waktu orang lain.4. “Sudah saatnya saya naik gaji. Kalu tidak, lebih baik saya resign.”Pada dasarnya, setiap karyawan punya hak untuk meminta kenaikan gaji. Tapi, jika sesuai dengan beban pekerjaannya. Jadi, sebelum Anda menghadap atasan untuk minta kenaikan gaji, siapkan dulu alasan yang kuat. Bahkan jika perlu, siapkan daftar prestasi kerja Anda, misalnya membantu meningkatkan keuntungan perusahaan, sukses mengerjakan berbagai project, dan lainnya. Ini bisa menjadi modal diskusi dan bargain kita pada atasan.

Jika atasan belum dapat mewujudkan permintaan kita, jangan pernah mengancamnya. Ini hanya akan membuat Anda terlihat emosional dan merasa hebat. Padahal takkan sulit bagi perusahaan mencari karyawan baru sebagai pengganti. Berikan waktu pada atasan untuk mempertimbangkan dan mengevaluasi kembali pekerjaan Anda.

Kalau pun punya tenggat waktu, cukup Anda sendiri yang tahu. Saat tenggat waktunya habis dan tak juga mendapat respons positif, saatnya Anda membuat pilihan lain, tentunya tanpa perlu mengancam.5. “Ini bukan kesalahan saya.”Wajar jika dalam suatu pekerjaan, atasan menemukan kesalahan dan mengoreksinya. Tak perlu berkelit dan melempar kesalahan pada orang lain. Ini akan membuat atasan kecewa dan membuat rekan kerja tersinggung karena disalahkan.

Atasan akan lebih menghargai, jika Anda berani bertanggungjawab, menjelaskan apa yang sudah dikerjakan dan menerima saran dari atasan untuk memperbaiki setiap kesalahan.6. “Saya banyak urusan keluarga, jadi tak mungkin lembur.”Keluarga memang tak kalah penting dari pekerjaan. Tapi, usahakan agar keduanya tak saling mengganggu. Bagaimana pun juga perusahaan sudah membayar Anda untuk menyelesaikan pekerjaan. Selain itu, biasanya di awal proses rekruitmen, Anda akan mendapat informasi tentang jam kerja.

Sehingga seharusnya, ketika memutuskan menerima pekerjaan ini, Anda pun sudah siap dengan berbagai konsekuensinya, termasuk saat ada jadwal lembur.  Menolak tugas karena urusan keluarga, akan membuat Anda dinilai tak bertanggungjawab dan hanya memikirkan kepentingan pribadi.7. “Saya mengundurkan diri, karena memang tak cocok bekerjasama dengan Anda.”Bekerja sesuai passion dan bekerja di lingkungan yang menyenangkan adalah dua faktor yang membuat kita menikmati pekerjaan. Karena itu, enggak heran kalau atasan tipe bos yang menyebalkan, kita pun akan merasa tertekan saat menyelesaikan pekerjaan. Tapi, sebesar apa pun kekesalan kita pada sikap atasan, wajib tetap menjaga sikap profesional.

Hindari membicarakan keburukannya. Bagaimana pun kita tetap membutuhkan referensinya. Bahkan bukan tak mungkin, satu saat nanti, kita akan bekerjasana lagi. So, be nice and professional. (chicmagz)