Find Us On Social Media :

Kala Kangkung Dan Lele Bersatu, Rezeki Akan Mengalir

By Agus Surono, Senin, 1 Mei 2017 | 08:00 WIB

Kala Kangkung Dan Lele Bersatu

Intisari-Online.com - Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Peribahasa yang sudah kita kenal sejak kecil itu ternyata bisa diaplikasikan ke soal bisnis.

Jika Anda sedang berpikir untuk terjun ke agribisnis, cobalah melakukan kreasi yang memadukan beberapa bisnis namun saling mendukung sehingga diperoleh bisnis yang teguh.

Seperti yang dilakukan oleh Mohammad Jusuf Randi ini. Mahasiswa Pascasarjana Magister Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto ini memadukan kangkung dan lele dalam sebuah kesatuan yang saling mendukung.

Ia menanam kangkung secara hidroponik dengan air kolam lele sebagai sumber nutrisi. Di lahan seluas 700 m2 ia membuat rumah plastik untuk kangkung hidroponik dan beberapa kolam.

Tak hanya kolam budi daya tapi ada kolam kultur, kolam pengkayaan nutrisi, dan kolam berisi Azolla microphylla.

Instalasi kolam itu untuk menjamin ketersediaan pakan alami lele dan nutrisi organik untuk kangkung. Dipilihnya kangkung dan lele karena kedua komoditas itu pasarnya masih terbuka lebar. Konsumen kangkung melebar dari lapisan bawah sampai atas.

Sedangkan lele termasuk jenis ikan air tawar yang sangat diminati orang.

Selain itu lele termasuk jenis ikan yang kuat, mudah dipelihara, cepat berkembang, dan peluang pasarnya luas.

(BACA JUGA: Menyeramkan! Pesawat Kiriman CIA Ini Sering Terbang di Langit Indonesia Tanpa Pernah Terdeteksi) Tentu Randi tak langsung sukses dengan kreasinya itu.

Awalnya ia membuat sistem resirkulasi air dengan membuat rak hidroponik di atas kolam lele. Namun teknik ini menimbulkan kerugian cukup besar.

Tingkat kematian lele saat panen mencapai 60 - 70 persen. Kemudian ia mencoba membuat rumah plastik untuk kangkung hidroponik dan kolam lele di luarnya.

Di dalam rumah plastik terdapat kolam-kolam kecil yang berisi air dari kolam budidaya. Air itulah yang digunakan untuk mengisi rak-rak hidroponik berisi kangkung. Teknik yang tadinya menggunakan sistem nutrient film technology (NFT) pun diganti dengan teknik rakit apung.

Di bagian atas rak-rak hidroponik diletakkan styrofoam yang dilubangi. Akar bibit kangkung dibungkus kapuk lalu dimasukkan ke lubang-lubang itu. Teknik ini bisa memotong biaya produksi dan hasil panenan bagus. Sebuah ide yang bisa menimbulkan inspirasi untuk dikembangkan.