Find Us On Social Media :

Bisnis Kopi (2) : Indonesia Penghasil Kopi terbesar, Tapi Minim Konsumen

By Birgitta Ajeng, Kamis, 7 November 2013 | 14:00 WIB

Bisnis Kopi (2) : Indonesia Penghasil Kopi terbesar, Tapi Minim Konsumen

Intisari-Online.com - Indonesia tercatat sebagai penghasil kopi utama dunia. Tahun 2009, posisi Indonesia pada ranking IV, dengan hasil 791.000 ton biji kopi kering. Di atas Indonesia adalah Kolombia (ranking III, 887.661 ton), Vietnam (ranking II, 1.057.540), dan Brasil (ranking I, 2.440.060 ton).Pada tahun yang sama, Indonesia tercatat pada ranking 101 konsumen kopi dunia,  dengan tingkat konsumsi 0,5 kg, per kapita per tahun. Posisi ini di bawah Thailand (ranking 100, 0,5 kg), yang hanya tercatat sebagai penghasil kopi pada ranking 20, dengan hasil 56.315 ton.Tingkat konsumsi kopi Indonesia kalah dibanding Filipina (ranking 90, 0,7 kg); Malaysia (ranking 82, 0,9 kg), bahkan dengan Laos (ranking 63, 1,4 kg). Masyarakat Jepang, yang merupakan peminum teh fanatik (ranking 24, 0,99 kg); sekarang juga sudah merupakan peminum kopi hebat, pada ranking 39, dengan tingkat konsumsi 3,3 kg per kapita per tahun.Meskipun ironi ini memprihatinkan, di baliknya terpampang peluang untuk menciptakan bisnis warung kopi. Peluang ini sangat besar, sebab sekarang banyak kemudahan yang telah diciptakan teknologi. Kopi-kopi sase sekali seduh, tersedia dengan harga sangat murah, dengan berbagai merek, dan berbagai variasi.Namun, peluang bisnis warung kopi sase ini hanya akan memperkuat kapitalisme industri kopi. Oleh karena itu pola warung kopi tiam, bisa menjadi alternatif pilihan. Ciri khas kopi tiam adalah, bubuk kopi direbus sampai mendidih, baru disaring untuk disajikan.Cara ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari mesin kopi modern. Harga  kopi di Grand Hyaat Coffee Shop, lebih dari Rp100.000/cangkir. Sementara harga kopi di kakilima Yogyakarta hanya Rp2.000/gelas. Kopi di coffee shop hotel bintang lima, yang berharga 50 kali lipat kopi kaki lima ini, dimasukkan ke mesin berupa biji kering mentah.Dalam mesin, kopi dipanaskan dengan jangka waktu, dan panas tertentu, hingga aroma keluar. Kemudian kopi digerus, diberi air panas, dalam keadaan bertekanan tinggi, hingga aroma kopi benar-benar terperas keluar. Harga mesin kopi seperti ini mencapai ratusan juta rupiah per unit. Hingga wajar apabila harga kopinya menjadi mahal.