Find Us On Social Media :

Hati-hati, 5 Kebiasaan Buruk Orangtua Ini Mudah Ditiru Anak!

By Ade Sulaeman, Selasa, 13 Oktober 2015 | 16:00 WIB

Hati-hati, 5 Kebiasaan Buruk Orangtua Ini Mudah Ditiru Anak!

Intisari-Online.com - Umumnya, anak akan mencontoh apa yang dilakukan oleh orangtuanya. Oleh karena itu, orangtua diharapkan memberi teladan yang baik. Sayangnya, secara tak sadar orangtua kadang memberi contoh negatif, yang kemudian ditiru anak. Lebih mengerikan lagi, ada beberapa kebiasaan orangtua yang sangat mudah ditiru oleh anak.

1. Berbohong demi kebaikan

Istilah populernya adalah kebohongan putih atau white lies. Padahal, apa pun alasannya, berbohong bukanlah sesuatu yang baik, apalagi jika melakukannya di depan anak atau membohongi anak secara langsung.

Contoh yang umum dilakukan, misalnya, saat kita ditilang polisi karena melanggar lampu lalu lintas. Untuk memangkas pembicaraan, kita pun berbohong kepada polisi bahwa sedang terburu-buru mengantar anak yang sudah terlambat ke sekolah. Padahal, pada saat yang sama, buah hati kita sedang duduk manis di bangku penumpang, dan memperhatikan ibunya mengucapkan kebohongan kepada orang lain.

2. Menyimpan rahasia dari pasangan

Suatu kali kita sedang malas memasak dan memutuskan untuk membelikan makanan cepat saji untuk anak. Namun, karena takut ketahuan suami yang melarang anak mengonsumsi jenis makanan tersebut, kita pun membuat anak berjanji untuk menyimpan rahasia bahwa dirinya baru saja melahap satu tangkup hamburger.

Apabila kita terus-menerus memaksa anak menyimpan rahasia dan berbohong, mereka akan menganggap berbohong untuk menjaga perasaan orang lain itu lumrah.

3. Terlalu sering bermain peranti elektronik

Saat sedang menghabiskan waktu bersama si kecil, simpanlah gadget kita dan pusatkan perhatian kepada si buah hati yang menggemaskan. Anak yang sering melihat orangtua bermain atau menggunakan gadget di rumah akan menganggap bahwa alat tersebut adalah media yang tepat untuk bersosialisasi. Akhirnya, terciptalah pemikiran bahwa kegiatan di luar rumah bersama teman kecil mereka yang lain tidak begitu penting karena bermain gadget jauh lebih menyenangkan.

4. Emosional

Hindarilah kebiasaan cepat marah atas hal-hal yang sederhana kepada siapa pun, termasuk kepada anak. "Anak-anak cenderung percaya bahwa hal-hal buruk yang menyebabkan Anda marah adalah kesalahan mereka," kata Susan Newman, psikolog yang menuliskan buku berjudul “Parenting an Only Child”.

5. Mengolok-olok orang lain secara berlebihan

Walaupun kita merasa jengkel dengan teman atau kolega, usahakanlah untuk tidak bergunjing dan mengolok-olok mereka di depan anak. Apalagi jika disertai “bumbu penyedap” berupa kata-kata buruk dan sumpah serapah yang tidak pantas didengar si kecil.

Sikap yang demikian akan membentuk pola pikir pada anak bahwa mereka yang dianggap menyebalkan pantas diolok-olok dan dibicarakan dengan kata-kata yang tidak pantas didengar. Selain itu, kebiasaan buruk kita ini pun akan menurunkan rasa empati dalam diri anak terhadap lingkungan sosial mereka.

(tabloid-nakita.com)