Find Us On Social Media :

Saat Orangtua Dihadapkan pada Kakak-Adik yang Bersaing

By Ade Sulaeman, Selasa, 10 November 2015 | 09:00 WIB

Saat Orangtua Dihadapkan pada Kakak-Adik yang Bersaing

Intisari-Online.com - Saat sejak buah hati kecil hingga ia beranjak dewasa. Tapi, Orangtua memegang peran penting meminimalkan dampak persaingan antar saudara kandung. Bagaimana caranya? Simak pemaparan Rehnianty Octora Barus, M.Psi.,Psi., Student Advisory Center Universitas Bina Nusantara, Jakarta, tentang cara orangtua menghadapi kakak-adik yang bersaing.

1. Hargai keunikan setiap anak.

Salah satu perilaku yang cukup sering dilakukan orangtua adalah membanding-bandingkan. “Kakak kamu itu enggak pernah ngerepotin Mama!”, “Contoh dong adik kamu, juara terus di kelas”. Maksud orangtua mungkin untuk memotivasi anak supaya lebih baik, tetapi disadari atau tidak, ini pelan-pelan menumbuhkan rasa iri dan tidak suka pada saudara kandungnya. Selanjutnya, ini bisa memicu persaingan kakak adik.

“Setiap anak perlu mendapat penghargaan akan keunikan pribadinya. Dua atau tiga orang anak lahir dalam keluarga yang sama, menurunkan gen yang sama tetapi bisa berbeda dalam hal kemampuan intelektual, bakat, minat, dan kepribadian.”

2. Beri perhatian dan kasih sayang yang proporsional untuk setiap anak.

Bersikap adil pada setiap anak akan sulit sekali dilakukan jika mengartikan adil sebagai memperlakukan setiap anak sama. Setiap anak berhak mendapat porsi untuk kasih sayang dan perhatian orangtua, sediakan waktu berinteraksi dengan tiap anak.

Penerapan disiplin juga ada porsinya untuk tiap anak. “Untuk hindari persaingan kakak adik, hindari adanya ‘anak favorit ayah’ atau ‘anak emas ibu’ akan membantu tiap anak merasa dipedulikan dan disayangi,” tegas Rehnianty.

3. Akui dan terima perasaan setiap anak, termasuk perasaan kesal atau marah.

Wajar jika anak merasa kesal pada orangtua atau saudara kandungnya. Mengabaikan begitu saja perasaan anak akan menyakitinya. Mengakui perasaan anak saat itu tanpa menghakimi benar atau salah akan membantu anak belajar menguasai emosinya. Anak akan belajar bahwa meski ia kesal pada adik/kakaknya, tak harus diikuti dengan memukul saudara kandungnya.

4. Tangani konflik antar adik-kakak dengan bijak.

Saat anak-anak bertengkar, orangtua sebaiknya tidak segera “lompat” mengatasi masalah. Pasalnya, ini bisa picu persaingan kakak adik. Biarkan mereka berusaha menyelesaikan dulu. Jika orangtua intervensi, sebaiknya tak membela yang satu dan menyalahkan yang lain, misalnya: “Kakak harus mengalah dengan adik”.

Mencari siapa yang benar dan salah akan memunculkan perasaan bersalah di salah satu anak dan perasaan berkuasa pada anak lainnya. Lama-kelamaan yang satu merasa disisihkan dari yang lain, merasa diperlakukan tidak adil, pada akhirnya berdampak pada persaingan yang makin tidak sehat.