Find Us On Social Media :

Kata-kata yang Seharusnya Tidak Diucapkan kepada Orangtua yang Memiliki Anak dengan Autisme

By Ilham Pradipta M., Selasa, 8 Desember 2015 | 08:00 WIB

Kata-kata yang Seharusnya Tidak Diucapkan kepada Orangtua yang Memiliki Anak dengan Autisme

Intisari-Online.com - Apakah kita memiliki kerabat yang mempunyai anak dengan autisme? Bila iya, seharusnya kita perlu memikirkan ucapakan yang hendak kita ungkapkan kepada mereka terkait kondisi anak-anak mereka, meski itu bermaksud sebagai motivasi. 

Dibawah ini adalah beberapa hal yang seharusnya tidak didengar oleh orangtua anak penyandang autis dari orang lain:

Anakmu akan sembuh

Sebenarnya ia akan bertambah tua dan mengatasi autisnya. Bisa jadi ia mendapat pertolongan dan dukungan yang tepat. Tetapi ia akan selalu menjadi seorang dengan autisme.

Anakmu terlihat normal bagiku

Itulah masalahnya, jika si anak sedang berada dalam lingkungan yang menurutnya aman, ia akan terlihat sama dengan anak-anak pada umumnya. Tapi lihatlah, setelah lima menit ia akan berteriak sangat kencang hanya karena poni yang menyentuh wajahnya dan ia pun merasa ketakutan.

Mengapa anakmu tidak bisa naik kereta, menyeberang jalan, atau ditinggal sebentar di rumah sendirian layaknya anak seusianya?

Hal ini tampaknya sudah jelas. Perilakunya hari ini adalah indikasi dari perilakunya pada esok hari. Hari ini sang anak bisa menyeberang jalan sendiri, tidak menutup kemungkinan besok ia tanpa ragu akan menyeberang jalan dengan tidak memperhatian kendaraan yang mungkin akan menabraknya. 

Suruh saja anakmu melakukannya!

Apakah kita pernah berargumen dengan anak dengan autisme? Mereka memiliki logika yang mampu mengalahkan argumen paling sulit sekalipun. Anak-anak penyandang autis tidak hanya mendebat bahwa hitam adalah putih yang berkilauan.

Apa kau sudah mencoba memberinya vitamin?

Tentu dari setiap orangtua menginginkan untuk menjaga agar anaknya tetap sehat. Namun terkadang sang anak menginginkan hal lain, seperti makan pasta putih, pizza, dan coklat. Jadi dapat kita bayangkan betapa sulitnya untuk mengetahui kemauan sang anak.