Find Us On Social Media :

Studi: Indeks Massa Tubuh Pengaruhi Kemampuan Mengingat

By Ilham Pradipta M., Kamis, 17 Maret 2016 | 13:00 WIB

Studi: Indeks Massa Tubuh Pengaruhi Kemampuan Mengingat

Intisari-Online.com – Indeks massa tubuh (IMT) telah dikaitkan dengan risiko kesehatan tertentu. Kini, sebuah penelitian mengatakan kalau IMT yang tinggi dapat mempengaruhi kesehatan kognitif. Seperti yang dikatakan dalam The Quarterly Journal of Experimental Psychology.

Studi itu menemukan orang dewasa yang kelebihan berat badan, mungkin memiliki memori episodik yang ‘miskin’. Akibatnya, mereka memiliki kemampuan yang lemah untuk mengingat peristiwa, dibandingkan dengan orang yang memiliki berat normal.“Ketika hasil penelitian digeneralisasikan, memori orang yang kelebihan berat badan, kurang mampu untuk menghidupkan rincian dari peristiwa masa lalu,” ujar peneliti dalam studi tersebut, Dr Lucy Cheke.

Studi ini meneliti 50 peserta yang berusia 10-35 tahun, dengan IMT normal dan lebih. Perserta itu menyelesaikan tes memori yang dikenal dengan “Tugas Berburu Harta Karun”. Tes itu meminta mereka untuk menyembunyikan barang, dan mengingatnya kembali. Secara keseluruhan, peneliti menemukan orang yang memiliki IMT tinggi, tidak dapat mengerjakan tes itu dengan baik.

Menurut Cheke, orang-orang kelebihan berat badan memang tidak selalu lebih pelupa. Tapi ketika hasilnya digeneralisasi mereka menemukan hasil yang negatif. Meskipun hanya sebuah penelitian kecil, hasil temuan ini mengatakan kalau IMT lebih daapat mempengaruhi struktur dan fungsi otak. Seperti kemampuan untuk menyelesaikan tugas kognitif tertetu secara optimal.

Studi lain juga menemukan hasil yang serupa. Hasil penelitian mengatakan kalau obesitas dan kondisi kesehatan terkati obesitas, dapat memicu perubahan di area otak. Terutama di daerah hippocampus, area otak yang terlibat dalam memori dan belajar. Selain itu para peneliti mengatakan, mengonsumsi junk food pada malam hari, dapat mempengaruhi aktivitas pembelajaran dan memori kita.

Sebenarnya obesitas tidak hanya mengganggu kesehatan memori saja. Tapi juga dapat mengakibatkan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker.

(Jeleesa Baulkman/Medicaldaily.com)