Penulis
Intisari-Online.com – Memiliki pernikahan yang bahagia menjadi tujuan utama pada setiap pasang individu yang hidup bersama. Suasana yang menyenangkan itu tentu diidam-idamkan setiap pasangan. Tapi, tahukan Anda kalau pernikahan yang bahagia dapat meningkatkan harapan hidup kita bila menderita kanker?
Suatu studi menemukan kalau pernikahan yang bahagia dapat membuat orang yang menderita kanker hidup lebih lama. Tentu bila dibandingkan dengan pasien dengan kanker yang tidak menikah. Hubungan yang saling mendukung di antara pasangan itulah, yang dapat meningkatkan harapan hidup si penderita. “Faktor terbesar yang mempengaruhi adalah dukungan sosial yang besar,” ujar penulis studi, Scarlett Lin Gomez, peneliti di Cancer Prevention Institute of California.
Menurut gomez, dukungan sosial yang dimaksud dapat berupa dukungan nyata atau emosional. Ia juga menambahkan, kalau dorongan dari pasangan atau keluarga sangat berarti. Itu akan memotivasi pasien untuk menjalani gaya hidup yang lebih sehat, seperti olahraga dan diet sehat. Motivasi ini juga akan membuat paseien menjadi lebih patuh terhadap saran dari dokter. Dukungan ini juga bisa berfungsi sebagai tameng terhadap stres.
Studi itu mengatakan, kalau penderita kanker yang menikah lebih memiliki akses finansial yang baik, serta tinggal di lingkungan yang lebih baik. Hal itu bila dibandingkan dengan penderita kanker yang tidak menikah. Walaupun hal itu sebenarnya tidak terlalu berpengaruh pada kesehatan salah satu pasangan yang menderita kanker.
Penelitian yang diterbitkan dalamJournal Cancer, memeriksa data pasein kanker sebanyak 800.000 di California Cancer Registry mulai dari tahun 2000 hingga 2009. Hasil studi mengatakan kalau lelaki yang menderita kanker dan hidup sendirian, 22 persen cenderung meningkatkan risiko kematian. Hal itu bila dibandingakan dengan kelompok yang telah menikah. Sedangkan pada perempuan angka itu menurun menjadi 15 persen.
Selalin itu, penelitian ini juga menemukan manfaat pernikahan bagi 10 macam jenis kanker. Manfaat terbesar dapat ditemukan pada penderita kanker payudara dan prostat. Menurut Gomez, hal itu dikarenakan kalau kanker jenis tersebut tidak terlalu agresif. Jadi memiliki banyak kesempatan yang menguntungkan untuk bisa pulih.
(Huffingtonpost.com/Erin Schumaker)