Find Us On Social Media :

Terungkap! Rupanya Begini Cara Sulit Mumifikasi Diri Para Biksu yang Dilarang oleh Pemerintah Jepang!

By Adrie Saputra, Rabu, 9 Mei 2018 | 13:00 WIB

Intisari-Online.com - Ketika agama Buddha menyebar di negara-negara Asia selama berabad-abad yang lalu, berbagai bentuk aliran dan ajaran Buddha muncul ketika agama bersentuhan dengan banyak budaya lokal.

Beberapa biksu Buddha mengamati bahwa semua kehidupan adalah suci, para pengikut harus bergerak di sekitar kuil dengan sangat hati-hati.

Mereka bahkan tidak boleh membunuh semut atau serangga kecil lainnya sekalipun.

Namun, beberapa ajaran pada tempat pengajaran yang lain mengadopsi keyakinan dan praktik yang agak aneh.

Baca juga: Tak Kalah dari Manusia, Hewan-hewan ini Punya Karier Militer yang Sangat Cemerlang

Ini mengenai belajar membuat diri sendiri untuk mencapai tingkat pencerahan hingga mati menjadi mumi.

Ini tidak seperti mumi 'khas' seperti yang Anda ketahui di Mesir kuno.

Self-mummifying (mumifikasi diri) ada di Prefektur Yamagata Jepang di bagian utara negara itu.

Dimulai pada abad ke-11 dan berlangsung hingga abad ke-19, ketika pemerintah Jepang memutuskan tindakan itu terlarang karena adalah bentuk bantuan bunuh diri.

Akan tetapi masih ada para pengikut dari proses yang melakukan mumifikasi sendiri, bahkan setelah ada keputusan 'keras' dari Jepang terhadap hal itu.

Praktik ini pertama kali diketahui berkat seorang biksu yang dikenal sebagai Kūkai, pendiri sekolah Buddha Shingon pada awal abad ke-9.

Dua abad setelah Kūkai meninggal, hagiografinya muncul dan mengatakan bahwa dia belum meninggal melainkan memakamkan dirinya sendiri dalam keadaan meditasi khusus.

Setelah kemunculannya kembali, jutaan tahun di masa depan, ia akan membantu orang lain naik ke keadaan nirvana, laporan hagiografi itu.