Penulis
Madrasah Muallimin Muhammadiyah menjadi salah satu lembaga pendidikan yang pertama didirikan Muhammadiyah. Selamat milad Muhammadiyah yang ke-112.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -18 November 2024 bertepatan dengan milad Muhammadiyah yang ke-112. Sekitar seabad yang lalu, tepatnya pada 18 November 1912, di Kauman, Yogyakarta, Kiai Ahmad Dahlan mendirikan sebuah organisasi dengan semangat mengentaskan umat Islam dari kebodohan dan keterbelakangan.
Karena itulah Muhammadiyah begitu berkonsetrasi kepada urusan pendidikan--juga kesehatan. Inilah lembaga pendidikan atau sekolah pertama yang didirikan Muhamamdiyah.
Organisasi ini mengidentifikasi diri sebagai gerakan Islam modernis di Indonesia, yang melakukan perintisan pemurnian dan pembaruan Islam dengan berasaskan ajaran Nabi Muhammad. Meski bukan gerakan pendidikan, manifestasi gerakannya yang paling menonjol dan mengakar justru bidang pendidikan.
Seperti disebtu di awal, lahirnya Muhammadiyahberawal dari keinginan Ahmad Dahlan untuk memecahkan permasalahan bangsa Indonesia yang masih terjerembab dalam kebodohan, kemelaratan, dan kemunduran, melalui sistem pendidikan.
Saat ini Muhammadiyah terhitung punya3.334 lembaga pendidikan dalam berbagai jenjang yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Dilansirlaman Majelis DIKDASMEN PP Muhammadiyah, sebagaimana dikutip dari Kompas.com, tonggak awal berdirinya lembaga pendidikan Muhammadiyah dihitung sejak KH Ahmad Dahlan mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah (MIDI) pada 1 Desember 1911.
MIDI adalahsekolah pertama yang didirikan oleh Muhammadiyah--yang sejatinya didirikan sebelum organisasi ini ebrdiri.
Sebelum mendirikan MIDI, Ahmad Dahlan pernah mencoba memperbarui pendidikan di Pondok Langgar Kidul. Dia memasukkan kitab-kitab karya tokoh pembaru Islam, seperti Muhammad Abduh, sebagai referensi dan kurikulum pondok.
Kenapa Muhammadiyah begitu peduli dengan pendidikan?
Alasan Muhammadiyah mendirikan lembaga pendidikan bermula dari keinginan Ahmad Dahlan mengamalkan ilmu yang dia peroleh untuk memperbaiki serta memajukan kehidupan kaum pribumi yang masih terjajah. Sekitar 1900-an, KH Ahmad Dahlan berusaha mencari konsepsi baru sistem pendidikan alternatif, yang dapat mengentaskan rakyat Indonesia dari kebodohan, kemelaratan, dan kemunduran.
Ketika itu program pendidikan yang dijalankan Politik Etis pemerintah kolonial Belanda masih meminggirkan kaum pribumi. Selain itu, ada pula umat Islam yang tidak mau menerima sistem pendidikan Barat.
Karena itulahAhmad Dahlan mencari jalan keluar dengan mencoba merintis sistem pendidikan Islam baru. Hasilnya, berdirilah MIDI, sekolah pertama yang didirikan oleh Muhammadiyah dengan menggabungkan sistem pendidikan Barat-Belanda dengan pendidikan Islam.
Supaya MIDI berdiri kuat sebagai sekolah modern yang berlandaskan agama Islam, Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah pada 1912. Berdirinya organisasi diharapkan dapat mendukung sekolah Muhammadiyah tumbuh menjadi lembaga pendidikan yang selalu dikelola dengan baik meski KH Ahmad Dahlan telah wafat.
Pada 1918, Muhammadiyah mulai merintis sekolah menengah bernama Al-Qismul Arqo. Dua tahun kemudian, sekolah ini berubah nama menjadi Pondok Muhammadiyah, yang merupakan cikal bakal pendidikan kader Muhammadiyah Mualimin dan Mualimat.
Setelah KH Ahmad Dahlan wafat pada 1923, eksperimen sistem pendidikan baru yang dirintisnya telah tumbuh di beberapa daerah, bahkan telah merambah wilayah di luar pulau Jawa. Perkembangan sekolah Muhammadiyah pun terus meluas seiring dengan cakupan dakwah organisasi Muhammadiya.
Memasuki era Orde Baru (1966-1998), periode pelembagaan sekolah Muhammadiyah pun dimulai. Dari situlah lembaga pendidikan Muhammadiyah semakin berkembang dan saat ini telah mempunyai 3.334 sekolah dalam berbagai jenjang yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Mengutip Muhammadiyah.or.id, saat ini Muhammadiyah tercatattelah mendirikan sekitar 3.334 lembaga pendidikan di seluruh wilayah di Indonesia. Perinciannya: SD/MI berjumlah 1.904, SMP/MTs berjumlah 1.128, SMA/MA berjumlah 558, SMK 554, dan Perguruan Tinggi berjumlah 172 yang terdiri dari 83 universitas, 28 institut, 54 sekolah tinggi, 6 politenik, dan 1 akademi.
Begitulah, pada milad Muhammadiyah yang ke-112, kita berharap organisasi ini terus menunjukkan dedikasinya kepada dunia pendidikan dan bermanfaat bagi masyarakat yang lebih luas.