Find Us On Social Media :

Sulitnya Mengorek Keterangan dari Para Korban Pemerkosaan Massal saat Kerusuhan Mei 1998

By Moh. Habib Asyhad, Rabu, 23 Oktober 2024 | 12:35 WIB

Kerusuhan Mei 1998 meninggalkan trauma yang tak kunjung hilang bagi mereka yang menjadi korban perkosaan massal saat itu.

[ARSIP Nova]

Betapa dalamnya luka yang ditinggalkan akibat tragedi kerusuhan di Jakarta pertengahan Mei 1998. Rasanya tak tergambarkan lagi. Terutama bagi mereka yang menjadi korban pemerkosaan massal saat itu.

Artikel ini ditulis oleh Kurniasih Tjitradjaja dan Tumpak Sidabutar, pertama tayang di Tabloid NOVA pada 5 Juli 1998

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com - Tak mudah mengorek keterangan dari para korban perkosaan, apalagi itu perkosaan massal, seperti yang terjadi saat Kerusuhan Mei 1998 lalu. Inilah cerita beberapa aktivis HAM yang saat itu mendampingi para korban kekerasan terhadap perempuan—yang korbannya sebagian besar beretnis Tionghoa.

Cerita mereka tayang di Tabloid NOVA edisi 5 Juli 1998.

Angka pasti korban perkosaan yang terutama berasal dari kaum perempuan etnis Cina ini memang sulit diperoleh. Ada yang mengatakan puluhan, bahkan ratusan orang. Yang pasti, data-data yang diperoleh sejumlah lembaga swadaya masyarakat saat itu menunjukkan, perkosaan massal itu memang terjadi.

"Tim kami menemukan korban-korbannya," tandas Ita F. Nadia, yang saat itu adalah Direktur Kalyanamitra, sekaligus koordinator tim relawan Divisi Kekerasan Terhadap Perempuan (DKTP) yang dibentuk untuk membantu para wanita korban tragedi kerusuhan Mei lalu.

Bersama lembaga sejenis ketika itu, seperti Mitra Perempuan, LBH APIK, dan lain-lainnya, Kalyanamitra telah melakukan investigasi, memberikan pelayanan medis dan psikologis, serta mengontak para keluarga korban.