Find Us On Social Media :

Cerita 94 Jawa Pertama yang Injakkan Kaki di Tanah Suriname, Ada yang Diculik Ada yang Disirep

By Moh. Habib Asyhad, Sabtu, 12 Oktober 2024 | 14:41 WIB

Pada Oktober 1890, 94 orang Jawa untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di Suriname. Mereka adalah kloter pertama buruh-buruh Jawa yang dikirim Belanda ke sana.

Oktober 1890, 94 orang Jawa menginjakkan kakinya di tanam Suriname. Mereka adalah angkatan pertama tenaga buruh Jawa yang dipekerjakan oleh pemerintah kolonial Belanda di perkebunan Suriname.

Artikel ini pertama tayang di Intisari pada Oktober 1990 dengan judul "100 Tahun Migrasi Orang Jawa ke Suriname"

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com - Tibanya ke-94 buruh Jawa itu di Suriname menjadi awal arus migrasi tenaga murah Jawa di sana. Sebenarnya, pemerintah Suriname yang berpusat di Paramaribo memang sudah "rajin" mendatangkan budak belian untuk dipekerjakan di ladang-ladang pemerintah, sejak tahun 1816.

Namun, ketika pada tahun 1863 perbudakan dihapuskan dari muka bumi, pemerintah kolonial Belanda di Suriname kelabakan mencari buruh yang kuat tapi murah.

Mula-mula mereka mendatangkan buruh miskin dari pulau-pulau jajahan Spanyol dan Portugal, serta orang-orang Cina dari daratan Tionggoan (Tiongkok). Namun orang-orang ini ternyata tidak cocok untuk bergulat di lapangan pertanian. Belanda lalu meniru Inggris, yaitu mendatangkan pekerja kasar dari India.

Tanggal 4 Juni 1873, rombongan emigran pertama dari Kalkutta tiba di Paramaribo. (Arus emigran dari India dihentikan pada 1916, akibat diveto oleh Mahatma Gandhi).

Mendatangkan buruh India ternyata repot, karena India jajahan Inggris. Para tuan tanah Suriname jadi teringat pada buruh-buruh Jawa, yang terbukti amat tangguh dipekerjakan di Sumatera.

Selama beberapa tahun kemudian para tuan tanah itu mengajukan permohonan kepada pemerintah Belanda agar diizinkan mengangkut buruh tani dari Jawa. Semula pemerintah Belanda menolak, dengan alasan buruh-buruh murah meriah itu masih dibutuhkan tenaganya di Hindia Belanda.

Namun, akibat desakan para tuan tanah, akhirnya pada tahun 1889 pemerintah Belanda memberi izin percobaan kepada Nederlandsche Handels Maatschappij, Perusahaan Dagang Belanda, untuk mendatangkan 100 orang kuli kontrak dari Jawa.