Find Us On Social Media :

Ketika Presiden Soekarno Didesak Bubarkan PKI dalam Rapat Umum di Sunda Kelapa

By Afif Khoirul M, Selasa, 8 Oktober 2024 | 17:50 WIB

Sejarah PKI

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Angin Desakan di Tengah Gelombang Revolusi

Intisari-online.com - Pelabuhan Sunda Kelapa, 8 Oktober 1965. Aroma laut bercampur dengan keringat dan emosi yang menyesaki udara. Ribuan manusia berhimpun, lautan kepala bergolak di bawah terik mentari Jakarta.

Di tengah pusaran massa itu, berdiri tegar Bung Karno, sang proklamator, pemimpin besar revolusi, menghadapi gelombang desakan yang tak pernah ia duga sebelumnya.

Hanya berselang beberapa hari dari peristiwa kelam yang mengguncang negeri, Gerakan 30 September yang menewaskan sejumlah jenderal Angkatan Darat, suasana di ibukota masih diliputi kecemasan dan amarah.

Tuduhan mengarah pada Partai Komunis Indonesia (PKI), dan rakyat menuntut keadilan. Di Sunda Kelapa, di hadapan lautan manusia yang berteriak lantang, Bung Karno merasakan beban sejarah yang semakin berat di pundaknya.

Pidatonya menggelegar, berapi-api seperti biasanya, namun kali ini diwarnai nada getir. Ia menyerukan persatuan, mengingatkan rakyat akan perjuangan merebut kemerdekaan, akan cita-cita revolusi yang belum usai.

Namun, di tengah gemuruh suaranya, terdengar pula bisikan-bisikan yang semakin keras, menuntut pembubaran PKI.

"Bubarkan PKI! Bubarkan PKI!" Teriakan itu membahana, menggema di antara tiang-tiang kapal dan bangunan tua pelabuhan.

Bung Karno terdiam sejenak, tatapannya menyapu lautan manusia, mencoba menenangkan gelombang emosi yang mengancam akan menghancurkan persatuan yang ia bangun dengan susah payah.

Ia memahami kemarahan rakyat, duka yang mendalam atas gugurnya para pahlawan revolusi. Namun, sebagai pemimpin besar, ia juga harus menjaga keseimbangan, mencegah bangsa ini terjerumus ke dalam jurang perpecahan.