Find Us On Social Media :

Kekhawatiran Sisingamangaraja XII Hingga Melakukan Perlawanan Teehadap Belanda

By Afif Khoirul M, Kamis, 3 Oktober 2024 | 10:10 WIB

Sisingamangaraja XII. Salah satu faktor perlawanan Sisingamangaraja XII melawan Belanda adalah adanyakekhawatiran mengenai apa? Temukan jawabannya di artikel ini.

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Angin berbisik di antara dedaunan rimbun, mengusik ketenangan Danau Toba yang megah. Di tepi danau itu, berdiri teguh seorang raja, bermata tajam menatap cakrawala.

Sisingamangaraja XII, penguasa Tanah Batak, merasakan beban berat di pundaknya. Bukan sekadar beban kepemimpinan, melainkan beban akan nasib bangsanya yang terancam hilang ditelan ambisi kolonial.

Kedatangan Belanda, yang awalnya disambut dengan tangan terbuka, perlahan berubah menjadi ancaman yang nyata.

Tanah yang dulunya sakral, kini diinjak-injak oleh kaki-kaki asing yang rakus. Budaya luhur yang diwariskan turun-temurun, terancam pudar di bawah bayang-bayang kekuasaan asing.

Kekhawatiran Sisingamangaraja XII bukanlah tanpa alasan. Ia menyaksikan bagaimana Belanda, dengan liciknya, menancapkan kuku-kuku kekuasaannya.

Misi mereka, yang berkedok agama dan perdagangan, perlahan menggerogoti sendi-sendi kehidupan masyarakat Batak.

Pengaruh Agama Kristen yang Mengikis Adat Leluhur

Para misionaris Kristen, yang datang bersama rombongan Belanda, gencar menyebarkan agama baru. Ajaran-ajaran Kristen, yang bertentangan dengan kepercayaan tradisional Batak, perlahan mengikis keyakinan masyarakat.

Sisingamangaraja XII, sebagai pemimpin spiritual dan pemegang adat, melihat hal ini sebagai ancaman serius.

Ia memahami bahwa agama adalah pondasi bagi identitas suatu bangsa. Hilangnya kepercayaan leluhur berarti hilangnya jati diri bangsa Batak.