Find Us On Social Media :

Tak Ada Padanannya di India, Benarkah Punakawan Asli Jawa Timur?

By Moh. Habib Asyhad, Minggu, 29 September 2024 | 13:14 WIB

Candi Jago di dalamnya juga terselip cerita humor di mana lakonnya adalah para Punakawan. Benarkah mereka asli Jawa?

Candi Jago di dalamnya juga terselip cerita humor di mana lakonnya adalah para Punakawan. Benarkah mereka asli Jawa?

Penulis: Budi T Prasetyo/Citrakara, terbit di Majalah Intisari Agustus 1990

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com - Jauh sebelum munculnya buku-buku Mati ketawa ala..., orang juga sudah mengenal tradisi tertawa.

Tertawa memang menyehatkan, mengendurkan saraf-saraf yang tegang, serta dapat mengurangi stres yang berkepanjangan. Atau mungkin lebih tepat kalau dikatakan, bahwa tertawa itu perlu dalam hidup manusia.

Bukan hanya di lingkungan rakyat jelata, tetapi di kerajaan yang sangat tradisional pun dikenal adanya para penghibur. Unsur hiburan tidak hanya terbatas pada nyanyian dan tarian saja, tetapi juga lawakan.

Gejala ini terlihat lebih mencolok dalam cerita-cerita wayang. Baik wayang kulit maupun wayang lainnya, selalu menyelipkan bagian-bagian lucu dan mengandung humor. Bahkan dalam wayang kulit, inti cerita atau goro-goro, dilontarkan oleh para pelawak, atau yang dikenal dengan punakawan yang terdiri atas tokoh Semar dan anak-anaknya: Gareng, Petruk, dan Bagong.

Punakawan dari Jawa Timur

Rupanya peran punakawan dalam cerita Jawa Kuno cukup penting. Terbukti dengan penampilan tokoh-tokoh itu secara utuh di Candi Jago, di Malang. Candi yang dibangun di masa Kerajaan Singasari ini, menurut Kitab Negarakertagama, aslinya bernama “Jajaghu”.

Kemudian untuk memudahkan sering disingkat menjadi 'jago'.