Proses Geologis Apa yang Memengaruhi Keragaman Alam Indonesia?

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Itulah jawaban dari pertanyaan proses geologis apa yang memengaruhi keragaman alam Indonesia? Semoga bermanfaat.

Inilah artikel tentang proses geologis apa yang memengaruhi keragaman alam Indonesia? Semoga bermanfaat bagi para pembaca.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Tentu kita bertanya-tanya, kenapa wilayah Indonesia mempunya begitu banyak gunung berapi? Proses geologis apa yang memengaruhi keragaman alam Indonesia?

Untuk menjawab itu, kita harus tahu apa itu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania. Sebagai informasi, Asia Tenggara menjadi kawasan yang dilalui dua sirkum (rangkaian gunung berapi) sekaligus. Pertama Sirkum Pasifik, kedua Sirkum Mediterania.

Baca Juga: Apalagi Kalau Bukan Kecanggihan Teknologinya, Punya Tinggi 300 Meter, Elevator Bailong di China Ini Jadi Lift Outdoor Tertinggi di Dunia, Seperti Apa?

Lalu apa yang membedakan antara Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania?

Sirkum Pasifik

Sirkum Pasifik merupakan jalur pegunungan yang membentang dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan ke Pegungan Rocky di Amerika Utara, lalu ke Jepang. Nama lain Pegunungan Sirkum Pasifik adalah ring of fire atau cincin api.

Keberadaan jalur ini ditandai dengan banyaknya gunung berapi aktif dan gempa bumi. Menurut National Geographic, diperkirakan jalur ini membentang sejauh 24.900 mil atau setara dengan 40 ribu kilometer.

Sirkum Pasifik ini melewati batas-batas beberapa lempeng tektonik, termasuk:

- Lempeng Pasifik

- Juan de Fuca

- Cocos

- India-Australia

- Nazca

- Amerika Utara

- Filipina

Menurut penelitian, hampir 75 persen atau sekitar 450 gunung berapi aktif di dunia berada di jalur pegunungan ini. Menurut Study, negara-negara yang dilalui oleh Sirkum Pasifik adalah negara yang terletak di garis Pantai Pasifik Amerika Selatan, seperti Kolombia, Ekuador, Peru, dan Chile.

Selain itu, negara-negara Asia yang berbatasan dengan Pasifik juga dilalui oleh jalur Sirkum Pasifik, seperti:

Rusia, China, Jepang, Korea Utara, Korea Selatan, Filipina, Kamboja, Vietnam, Thailand, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Indonesia.

Sementara wilayah Indonesia yang dilalui Pegunungan Sirkum Pasifik adalah Pulau Kalimamantan, Pulau Sulawesi, dan Halmahera. Tiga wilayah itu menjadi pintu masuk ring of fire ini.

Dari Halmahera, jalur ini terus membentang, hingga membentuk pegunungan di Papua, Australia, dan Selandia Baru. Pada satu sisi, jalur ini memberi dampak positif bagi masyarakat.

Misal, tanahnya relatif subur dan abu vulkaniknya bisa menyuburkan tanaman. Di sisi lain, jalur Pegunungan Sirkum Pasifik ini memberi dampak negatif, seperti bencana alam dan ancaman material berbahaya.

Sirkum Mediterania

Sirkum Mediterania atau sering disebut dengan Alpine-Himalayan belt merupakan barisan pegunungan yang menghubungkan pegunungan Himalaya dan Alpen. Sirkum Mediterania adalah barisan gunung yang terbentang sejauh 1.500 mil dari Eropa, Timur Tenga, Asia, hingga Afrika Utara.

Pegunungan Sirkum Mediterania terbentuk akibat terjadinya zona orogenik. Dilansir World Atlas, zona orogenik adalah tempat lempeng tektonik saling mendorong dan mengangkat kerak bumi ke atas.

Sirkum Mediterania atau Alpine-Himalayan Belt terbentuk saat lempengan bumi bergerak sejak ratusan juta tahun yang lalu. 250 juta tahun yang lalu Bumi terdiri dari kumpulan benua yang bersatu dinamakan dengan Pangea.

Pangea kemudian berpisah karena adanya pergerakan lempeng tektonik. Dilansir US National Park Service, Eropa, Afrika dan Amerika Selatan memisahkan diri dari Amerika Utara dan mulai membentu topologi bumi yang modern.

Lalu sekitar 100 juta tahun yang lalu Afrika dan India menabrak Eropa dan Asia sehingga membentuk pegunungan Sirkum Mediterania. Lempeng tektonik yang bertanggung jawab pada tabrakan tesebut adalah lempeng benua Eurasia dan lempeng benua Indo-Asutralia (India) yang mengakibatkan kolisi.

Hal tersebut menyebabkan terbentuknya pegunungan kontinental tertinggi di dunia yang tidak bersifat vulkanis. Namun Pegunungan Sirkum Mediterania sangat rawan akan gempat tektonik, sekitar 15% gempak tektonik dunia bersumber dari sini.

Pengaruh letak geologis Indonesia selain gunung berapi

Dengan letak geologisnya, Indonesia memiliki banyak gunung yang masih aktif. Banyaknya gunung disebabkan karena wilayah Indonesia dilalui oleh rangkaian Sirkum pegunungan Mediterania.

Sirkum Mediterania terdiri dari rangkaian pegunungan api yang masih muda, sehingga lebih berpotensi untuk aktif. Dalam buku Gunung Berapi di Indonesia (2019) karya Eko Titis Prasongko, Indonesia mempunyai sekitar 129 buah gunung api aktif atau sekitar 13 persen dari gunung api aktif di dunia.

Seluruh gunung api tersebut berada di jalur tektonik yang memanjang mulai dari Pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Kepulauan Banda, Halmahera, dan Kepulauan Sangir Talaud. Jalur gunung berapi tersebut merupakan bagian dari salah satu jalur pegunungan besar dunia yaitu Sirkum Mediterania yang diawali dari pegunungan Ural di perbatasan antara Eropa dan Asia.

Kondisi itu membuat Indonesia masuk daerah rawan bencana gunung meletus. Karena lebih dari 10 persen populasi penduduk berada di kawasan rawan bencana gunung berapi.

- Indonesia kaya tambang

Dengan letak geologisnya Indonesia kaya akan sumber daya alam berupa tambang dan mineral. Karena wilayah Indonesia banyak terdapat cekungan sendimen. Akibatnya banyak terjadi aktivitas teknonik di wilayah Indonesia.

- Keragaman hayati

Keanekaragaman hayati adalah variasi kehidupan yang ditemukan di suatu tempat di bumi. Keanekaragaman hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup. Keanekaragaman hayati di Indonesia tinggi, baik flora atau fauna. Karena salah satunya dipengaruhi oleh dua dangkalan yang melalui wilayah Indonesia.

Dalam buku Melestarikan Alam Indonesia (2008) karya Jatna Supriatna, keanekaragaman hayati Indonesia jumlahnya sangat tinggi, baru sekitar 6.000 spesies tumbuhan, 1.000 spesies hewan, dan 100 spesies jasad renik yang telah diketahui potensinya dan dimanfaatkan masyarakat.

- Tanahnya subur

Banyaknya aktivitas gunung berapi yang ada membuat tanah di Indonesia subur. Tanah vulkanik terbentuk dari lahar dan abu. Lahar dan abu kaya akan mineral, seperti zat besi, kalsium, megnesium, sodium, atau silikon. Kondisinya cukup bagus untuk pertanian dan perkebunan karena aktivitas gunung merapi menghasilkan tanah vulkanik.

Tanah vulkanik mengandung banyak unsur hara yang menjadi indikator kesuburan tanah. Kondisi tanah vulkanik dipengaruhi oleh mineral dan partikel di dalamnya, polutan, dan lainnya.

- Sering gempa

Indonesia terletak diantara tiga lempeng utama di dunia, yaitu lempeng Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), kondisi itu menyebabkan Indonesia sering terjadi gempa bumi tektonik ataupun gempa bumi vulkanik.

Gempa bumi bisa terjadi akibat tumbukan antar lempeng utama. Gempa yang terjadi di Indonesia bervariasi, ada kecil dam besar di bandingkan dengan gempa yang terjadi di negara-negara lain. Bahkan sebagian besar wilayah Indonesia sangat rawan terjadinya gempa bumi.

- Laut dangkal

Laut barat memiliki kedalaman laut dalam. Di wilayah Indonesia tengah dan timur terdiri dari lautan dengan kedalaman yang dangkal. Itu terjadi karena kondisi geologis Indonesia yang dilalui oleh dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul.

Itulah jawaban dari pertanyaanproses geologis apa yang memengaruhi keragaman alam Indonesia? Semoga bermanfaat.

Baca Juga: Bagaimana Kondisi Keragaman Alam Negara Indonesia? Apa Dampaknya?

Artikel Terkait