Find Us On Social Media :

Batik Betawi Hidup Lagi Lewat Batik Seraci, Ada Monas dan Si Pitung di Dalamnya

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 19 September 2024 | 13:32 WIB

Motif batik seraci yang kaya akan ikon-ikon khas Betawi seperti Monas dan Si Pitung.

Lama menghilang, batik Betawi terlahir kembali melalui batik seraci. Batik ini berusaha konsisten mengangkat budaya dan ikon Betawi meski dicibir beberapa kalangan.

Penulis: Rusman Nurjaman dan Astri Apriyani, tayang pertama kali pada Oktober 2012

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com - Kain batik yang dipajang di salah satu gerai di Thamrin Plaza, Jakarta, itu terlihat istimewa. Coraknya berbeda dengan batik kebanyakan yang sudah lama dikenal masyarakat seperti batik Solo, Pekalongan, Lasem, Cirebon, atau Yogyakarta. Warnanya cerah, agak ngejreng.

Uniknya ada ikon-ikon Betawi di sana seperti Si Pitung, Monas, ondel-ondel, dsb. Oleh sang pembuat, Ernawati atau Erna, batik ini dinamakan batik seraci.

Batik seraci bermula pada pengujung 2010. Waktu itu Erna yang baru kembali dari Semarang, bercita-cita merintis usaha batik. Sebagai Putri Betawi asli asal Marunda, dia bermaksud menggunakan simbol-simbol kebudayaan leluhur sebagai tema motif batik rancangannya. Dari sinilah awal batik seraci disebut-sebut sebagai batik Betawi.

Sebelumnya, batik Betawi memang tidak dikenal dan nyaris tak terdengar. Berbekal prestasi Juara I Lomba Menyanting se-Jawa Tengah, Erna melihat kekosongan itu sebagai peluang untuk berkreasi. Semangat yang diusungnya adalah mengangkat budaya Betawi lewat batik. Erna yang menghabiskan masa remajanya di Semarang, sangat bergairah dalam usahanya ini.

Ibu-ibu kampung lain ikutan

Ernawati punya cara sendiri untuk mensosialisasikan ide batik Betawi. Kaum ibu-ibu dan remaja diajaknya untuk mengikuti pelatihan. “Tujuannya untuk pengkaderan,“ ucap Erna yang menginisiasi sendiri pelatihan itu.

Awalnya Erna sempat terbentur dua kendala klasik. Pertama, masalah modal. Karena tidak punya pengalaman dalam menggaet sponsor atau sekadar mencari pinjaman dari bank, terpaksalah ia mengandalkan simpanan pribadi ditambah dukungan keluarga.