Find Us On Social Media :

Bagaimana Pergerakan Sarekat Islam dalam Memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia?

By Afif Khoirul M, Senin, 16 September 2024 | 08:30 WIB

Latar belakang perpecahan sarekat islam menjadi si putih dan si merah.

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Pada awal abad ke-20, ketika Hindia Belanda masih tertidur lelap dalam cengkeraman penjajah, Sarekat Dagang Islam (SDI) didirikan di Surakarta oleh Haji Samanhudi pada tahun 1905.

SDI, yang kemudian bertransformasi menjadi Sarekat Islam (SI) pada tahun 1912, menjadi wadah bagi kaum pribumi untuk menyuarakan aspirasi mereka dan melawan ketidakadilan yang merajalela.

SI tidak hanya berfokus pada perjuangan ekonomi, tetapi juga merambah ke ranah sosial, politik, dan budaya.

Organisasi ini menjadi magnet bagi berbagai kalangan, dari pedagang kecil hingga intelektual, dari buruh hingga petani. Mereka bersatu padu, mengibarkan panji-panji persatuan dan kesetaraan.

Perjuangan Melawan Penindasan

SI bergerak dengan semangat pantang menyerah, menghadapi berbagai rintangan dan tekanan dari pemerintah kolonial. Mereka mengorganisir aksi-aksi protes, demonstrasi, dan pemogokan untuk menuntut hak-hak rakyat yang dirampas.

Suara mereka menggema di seluruh pelosok negeri, membangkitkan kesadaran nasional dan semangat perlawanan.

Salah satu tokoh sentral dalam pergerakan SI adalah Haji Oemar Said Tjokroaminoto, seorang orator ulung dan pemimpin karismatik.

Pidato-pidatonya yang berapi-api mampu membakar semangat juang rakyat, menyadarkan mereka akan pentingnya persatuan dan kemerdekaan. Tjokroaminoto juga menjadi mentor bagi sejumlah tokoh pergerakan nasional, termasuk Soekarno dan Semaun, yang kelak akan memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

SI juga aktif dalam bidang pendidikan dan penerbitan. Mereka mendirikan sekolah-sekolah dan menerbitkan surat kabar serta majalah untuk menyebarkan gagasan-gagasan perjuangan dan membangkitkan kesadaran nasional.