Apa yang Dimaksud dengan Pendidikan Inklusif? Apa Bedanya dengan SLB?

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Itulah apa yang dimaksud dengan pendidikan inklusif, ruang lingkup dan manfaat, juga perbedaannya dengan Sekolah Luar Biasa (SLB).

Inilah apayang dimaksud dengan pendidikan inklusif, ruang lingkup dan manfaat, juga perbedaannya dengan Sekolah Luar Biasa (SLB).

---

Intisari hadir di WhatsApp Channe, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Bagi sebagian orang, istilah pendidikan inklusif barangkali masih terasa asing. Tapi bagi para pemerhati pendidikan, termasuk juga para guru, istilah itu sudah menjadi makanan sehari-hari.

Apa yang dimaksud dengan pendidikan inklusif? Apa bedanya dengan SLB atau Sekolah Luar Biasa? Apa juga bedanya dengan pendidikan eksklusif?

Menurut situs Kemdikbud.go.id,pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.

Sementara mengutip Ybkb.or.id, pendidikaninklusif merupakan pendekatan dalam sistem pendidikan yang membuka peluang belajar secara setara bagi semua siswa. Pendekatan ini menekankan bahwa semua orang memiliki hak untuk menerima pendidikan yang setara, relevan, dan bermanfaat.

Yang mencolok, pendidikaninklusif melibatkan pendekatan kolaboratif di antara pendidik, siswa, dan keluarga untuk memastikan bahwa semua siswa mendapatkan dukungan yang dibutuhkan untuk berhasil di sekolah. Hal ini mencakup modifikasi dalam kurikulum, penggunaan metode pengajaran yang beragam, serta pemberian dukungan khusus seperti layanan terapi fisik, terapi bicara, atau dukungan konseling.

Apa tujuannya? Tujuan dari model pendidikan ini adalahmemberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada semua peserta didik untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Termasuk untuk peserta didikyang memiliki kelainan fisik, mental, emosional, maupun yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

Tujuan pendidikan inklusif lainnya yaitu untuk mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keberagaman serta tidak diskriminatif bagi semua peserta didik. Sehingga semua siswa memiliki hak dan akses yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas tanpa adanya diskriminasi atau segregasi.

Pendidikan inklusif punya segudang manfaaat. Manfaat terbesar tentu akan dirasakan oleh para peserta didik sebagai individu-individu. Meski begitu, ia juga bisa dirasakan oleh masyarakat yang lebih luas, juga untuk kemajuan bangsa dan negara. Inilah manfaat pendidikan inklusif menurutybkb.or.id:

1. Meningkatkan Kualitas Hidup

Melalui pendidikan inklusif, orang-orang yang memiliki kebutuhan khusus mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan guna menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari. Semua siswa dapat belajar keterampilan yang praktis, seperti komunikasi, kemandirian, dan keterampilan sosial, yang membantu meraih kualitas hidup yang lebih baik.

2. Meningkatkan Citra Diri

Peserta didik yang berpartisipasi dalam pendidikan inklusif akan mengalami peningkatan citra diri. Mereka merasa dihargai dan dapat berkontribusi dalam masyarakat. Hal ini dapat meningkatkan keyakinan diri dan motivasi untuk mencapai tujuan pribadi.

3. Mewujudkan Inklusi Sosial

Pendidikan inklusif membantu mengurangi isolasi sosial yang sering dialami oleh teman-teman kita yang memiliki kebutuhan khusus. Terwujudnya lingkungan inklusif membuka kesempatan untuk membangun hubungan sosial yang positif dan erat. Pada gilirannya tercipta inklusi sosial yang saling menghargai keberagaman.

4. Membangun Keterampilan Kolaboratif

Pendidikan inklusif memungkinkan siswa untuk belajar bekerjasama dan berkolaborasi dengan orang-orang yang berbeda latar belakang dan kemampuannya. Keterampilan ini sangat berharga dalam dunia kerja yang semakin global dan multikultural.

5. Mengurangi Diskriminasi dan Stigma

Manfaat pendidikan inklusif juga membantu mengurangi diskriminasi dan stigma yang mungkin melekat pada teman-teman kita yang memiliki kebutuhan khusus. Ini berdampak positif pada persepsi masyarakat serta membuka pintu untuk integrasi yang lebih luas dan peluang yang setara.

Perbedaan dengan SLB?

Sekolah inklusif dan SLB memang sama-samamenerima anak berkebutuhan khusus (ABK), meski begitu, kedua tetap mempunya perbedaan. Apa saja perbedaannya?

1. Batasan murid yang diterima

SLB dirancang khusus untuk anak berkebutuhan khusus sehingga hanya menerima anak dengan suatu disabilitas. Semua sistem di sekolah luar biasa, mulai dari kurikulum, metode pembelajaran, tenaga pengajar, hingga fasilitasnya disiapkan secara khusus sesuai kebutuhan para siswanya.

Sedangkan sekolah inklusi memiliki prinsip yang sama, yaitu kesetaraan hak pendidikan bagi para anak dengan disabilitas. Sekolah inklusi menerima murid tanpa memandang apakah mereka anak normal atau berkebutuhan khusus. Bisa dikatakan, sekolah inklusi sebenarnya adalah sekolah reguler yang juga menerima murid ABK. Baca juga: Kenali 5 Jenis Tahapan Seleksi Daftar Sekolah Kedinasan

2. Fasilitas belajar mengajar

Di sekolah luar biasa (SLB), para siswa mendapatkan fasilitas sesuai dengan keterbatasan yang dimiliki. Mulai dari guru, cara berkomunikasi, bahkan konstruksi gedungnya pun disesuaikan untuk dapat memenuhi kebutuhan para siswa yang memiliki keterbatasan.

Di sekolah inklusi, para siswa berkebutuhan khusus akan belajar bersama-sama di satu ruang yang sama dengan anak lain. Pelajaran yang diberikan pun sama. Siswa ABK yang bersekolah di sekolah inklusi juga mendapatkan pendampingan dari guru pembimbing khusus. Namun, tentunya tidak seintensif jika bersekolah di SLB.

Sekolah reguler yang ditunjuk pemerintah sebagai sekolah inklusi, sekolah harus memenuhi syarat tertentu. Seperti menyiapkan lingkungan yang kondusif untuk penyandang disabilitas, guru yang sudah mendapatkan pelatihan khusus untuk mengajar di sekolah inklusi, fasilitas yang mendukung semua aktivitas anak, dan sebagainya.

3. Kemampuan kognitif anak

Sekolah inklusi dan sekolah luar biasa sama-sama baik. Namun orangtua perlu memperhatikan kemampuan kognitif anak. Hal ini akan sangat menentukan apakah anak lebih baik disekolahkan di SLB atau sekolah inklusi.

Di sekolah inklusi, anak-anak ABK diperlakukan sama dengan teman-teman lainnya. Begitu juga dengan pembelajarannya. Sekolah inklusi lebih tepat untuk ABK yang memiliki kemampuan kognitif baik. Sementara itu, jika anak memiliki kemampuan di bawah rata-rata, sebaiknya mereka bersekolah di SLB.

Itulah apayang dimaksud dengan pendidikan inklusif, ruang lingkup dan manfaat, juga perbedaannya dengan Sekolah Luar Biasa (SLB).

Artikel Terkait