Find Us On Social Media :

Sejarah Api PON, Nyala Api Abadi Persatuan dan Semangat

By Afif Khoirul M, Selasa, 3 September 2024 | 16:45 WIB

Sejarah Api PON

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Di tahun 2024, Aceh dan Sumatra Utara, dua permata di ujung barat Indonesia, bergandengan tangan menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI.

Bukan hanya arena kompetisi yang bersiap menyambut para atlet terbaik bangsa,namun juga tradisi agung kirab api PON yang kembali menyala, menghidupkan semangat persatuan dan kebersamaan.

Pada tanggal 27 Agustus 2024, obor suci dinyalakan, memulai perjalanan epiknya dari Sabang, menjelajahi 23 kabupaten/kota di Aceh, hingga akhirnya mencapai Banda Aceh.

Api ini bukan sekadar nyala biasa, ia adalah simbol semangat juang, antusiasme, dan persatuan seluruh rakyat Indonesia dalam pesta olahraga terbesar ini.

Dari Bendera ke Api: Evolusi Tradisi Pembukaan PON

Sebelum api menjadi pusat perhatian, tradisi pembukaan PON ditandai dengan kirab bendera yang megah. Bendera PON diarak dengan khidmat, melambangkan dimulainya kompetisi olahraga tingkat nasional.

Namun, pada PON ke-VIII di Surabaya tahun 1969, sejarah baru tercipta. Api abadi dipilih sebagai simbol semangat yang tak pernah padam,menggantikan peran bendera dalam upacara pembukaan.

Api Abadi: Metafora Semangat yang Tak Kunjung Padam

Api abadi, yang berasal dari sumber alami seperti gas alam yang terus menyala, dipilih bukan tanpa alasan. Ia merepresentasikan semangat rakyat Indonesia yang tak pernah padam, semangat untuk bersatu, berjuang, dan meraih prestasi.

Api PON pertama kali diambil dari Desa Larangan Tokol di Madura, kemudian diarak sejauh 97 kilometer hingga mencapai Surabaya. Api ini berhasil bertahan selama satu hari delapan jam, melambangkan kegigihan dan semangat yang tak kenal lelah.