Penulis
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-online.com -Di bawah langit Nusantara yang masih diselimuti mendung penjajahan, lahirlah seorang pejuang yang teguh, seorang ulama yang arif, dan seorang pemimpin yang berwibawa. Beliau adalah KH Masykur, sang Panglima Laskar Sabilillah, yang dengan penuh dedikasi mengabdikan hidupnya untuk kemerdekaan Indonesia.
KH Masykur, atau yang bernama lengkap Kiai Haji Mohammad Masykur, lahir di desa Tegalrejo, Magelang, pada tahun 1894. Sejak kecil, beliau telah menunjukkan minat yang besar terhadap ilmu agama. Beliau menimba ilmu di berbagai pesantren ternama, termasuk Pesantren Tebuireng di bawah asuhan Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari.
Tak hanya mendalami ilmu agama, KH Masykur juga aktif dalam pergerakan nasional. Beliau bergabung dengan organisasi Sarekat Islam dan Muhammadiyah. Semangat juangnya semakin berkobar ketika Jepang menduduki Indonesia pada tahun 1942. Beliau menyadari bahwa inilah saatnya untuk merebut kemerdekaan.
KH Masykur bersama para ulama dan santri lainnya membentuk Laskar Sabilillah, sebuah pasukan paramiliter yang siap berjuang demi kemerdekaan. Sebagai panglima, beliau memimpin pasukannya dengan penuh keberanian dan semangat pantang menyerah. Laskar Sabilillah menjadi garda terdepan dalam melawan penjajah, baik Jepang maupun Belanda.
Kepemimpinan KH Masykur yang kharismatik dan kemampuannya dalam mengorganisir pasukan membuat Laskar Sabilillah menjadi kekuatan yang disegani. Beliau juga dikenal sebagai sosok yang tegas namun bijaksana, sehingga dihormati oleh semua anggotanya.
Pada tahun 1945, Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). KH Masykur, yang dikenal sebagai tokoh agama dan pejuang kemerdekaan yang berpengaruh, terpilih menjadi salah satu anggotanya.
Di dalam BPUPKI, KH Masykur berperan aktif dalam merumuskan dasar negara Indonesia. Beliau dengan lantang menyuarakan pentingnya nilai-nilai Islam dalam konstitusi. Beliau juga gigih memperjuangkan agar Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan merdeka sepenuhnya.
Pidato-pidatonya di BPUPKI penuh dengan semangat patriotisme dan kebangsaan. Beliau mengingatkan semua anggota bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan Indonesia harus merebutnya dengan segala cara.
"Kita tidak boleh hanya diam dan menunggu kemerdekaan datang begitu saja. Kita harus berjuang, berkorban, dan bersatu padu untuk meraihnya. Kemerdekaan adalah harga mati!" demikian seruan KH Masykur yang menggetarkan hati.
KH Masykur juga dikenal sebagai sosok yang moderat dan inklusif. Beliau percaya bahwa Indonesia adalah rumah bagi semua golongan, tanpa memandang agama, suku, atau ras. Beliau selalu menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar umat beragama.
"Indonesia adalah negara yang beragam, dan itulah kekayaan kita. Kita harus saling menghormati dan menghargai perbedaan, bukan malah menjadikannya sebagai sumber perpecahan," demikian pesan KH Masykur yang selalu relevan hingga kini.
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, perjuangan KH Masykur belum berakhir. Beliau terus berjuang mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda yang ingin kembali menjajah.
Beliau juga aktif dalam membangun negara yang baru lahir ini. Beliau menjabat sebagai Menteri Agama pertama Indonesia, sebuah posisi yang sangat strategis dalam menjaga kerukunan antar umat beragama.
Sebagai Menteri Agama, KH Masykur mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk memperkuat peran agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Beliau juga mendorong pembangunan lembaga-lembaga pendidikan agama, seperti madrasah dan pesantren.
KH Masykur wafat pada tanggal 12 Agustus 1957, meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi bangsa Indonesia. Beliau adalah sosok pejuang, ulama, dan negarawan yang patut diteladani.
Semangat juangnya yang tak pernah padam, kecintaannya pada tanah air, dan dedikasinya untuk kemerdekaan Indonesia akan selalu dikenang sepanjang masa. KH Masykur, sang Panglima Laskar Sabilillah, adalah pahlawan sejati yang namanya terukir indah dalam sejarah bangsa.
Kisah KH Masykur adalah bukti nyata bahwa perjuangan untuk kemerdekaan tidak hanya dilakukan di medan perang. Beliau adalah seorang ulama yang berani mengangkat senjata, seorang pemimpin yang bijaksana, dan seorang negarawan yang visioner.
Semoga semangat juangnya terus menginspirasi generasi muda Indonesia untuk terus berjuang membangun bangsa yang lebih baik. KH Masykur, sang Panglima Laskar Sabilillah, akan selalu dikenang sebagai pahlawan yang berjuang demi kemerdekaan dan persatuan Indonesia.
*
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---