Find Us On Social Media :

Mengapa Nasionalisme dalam Ruang dan Waktu Dapat Memiliki Perubahan Hakikat

By Afif Khoirul M, Selasa, 13 Agustus 2024 | 11:20 WIB

Ilustrasi - Berikut ini hubungan antara nasionalisme dan paham kebangsaan.

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Di lorong-lorong sejarah yang berliku, nasionalisme, layaknya sungai yang mengalir tak henti, terus bermetamorfosis, menyesuaikan diri dengan kontur zaman yang senantiasa berubah.

Ia bukan sekadar konsep statis yang terpatri dalam prasasti masa lalu, melainkan nyala api yang terus menyala, berdansa dengan dinamika ruang dan waktu.

Pada zaman purba, ketika manusia masih hidup dalam kelompok-kelompok kecil yang tersebar, nasionalisme mungkin belum lahir.

Identitas mereka terikat erat dengan suku atau klan, terjalin dalam ikatan darah dan tradisi. Namun, seiring roda peradaban berputar, kerajaan-kerajaan besar mulai bermunculan, menyatukan beragam suku di bawah satu panji.

Di sinilah benih-benih nasionalisme mulai tumbuh, meskipun masih samar dan terbungkus dalam balutan kesetiaan pada raja.

Abad pertengahan menyaksikan kebangkitan imperium-imperium adidaya yang merentang benua. Nasionalisme, dalam bentuknya yang masih embrionik, menjadi alat pemersatu yang ampuh, mengobarkan semangat patriotisme di medan perang.

Kisah-kisah kepahlawanan dan pengorbanan diri demi tanah air menjadi legenda yang terus dikenang, menanamkan rasa cinta mendalam pada bangsa.

Namun, nasionalisme pada era ini juga memiliki sisi gelap. Imperium-imperium besar kerap kali melakukan penaklukan dan penindasan terhadap bangsa-bangsa lain, mengatasnamakan kepentingan nasional.

Nasionalisme, dalam bentuknya yang ekstrem, menjelma menjadi monster yang rakus, melahap segala yang menghalangi jalannya.

Zaman modern menyaksikan ledakan revolusi yang mengguncang tatanan dunia. Nasionalisme, yang kini telah matang dan berurat akar, menjadi motor penggerak perjuangan kemerdekaan.