Find Us On Social Media :

[ARSIP] Ketika Cahaya Keris Berhasil Menyilaukan Mata Dunia Pada 2005

By Moh. Habib Asyhad, Sabtu, 3 Agustus 2024 | 15:32 WIB

Keris menyengat dunia. Karya adiluhung leluhur ini diakui dunia sebagai karya agung bangsa Indonesia. Keris diakui UNESCO pada 2005.

[ARSIP]

Di saat korupsi menajisi harga diri bangsa, tiba-tiba keris menyengat dunia. Karya adiluhung leluhur ini diakui dunia sebagai karya agung bangsa Indonesia. Keris diakui UNESCO pada 2005.

Penulis: Haryono Haryoguritno untuk Intisari April 2006

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com - Bibir berusia 74 tahun (tahun 2006) itu tersenyum. Tangannya bersedekap. Menatap keris itu berdiri anggun di atas warangkanya, mensiratkan intensitas empu pembuatnya yang hidup lebih dari 300 tahun lalu.

Senyum Pak Tua itu kembali mengembang, lebih lebar, lebih lama. Kabar di bulan November 2005 itu sungguh membanggakan. Keris, karya adiluhung para leluhur, telah diakui Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa (UNESCO) sebagai warisan budaya oral dan nonbendawi manusia. Kabar itu menyejukkan hatinya, yang telah lebih 40 tahun mencintai keris.

Berarti, dunia telah mengakui keris sebagai karya agung bangsa Indonesia. Hancurlah harapan negara tetangga kita yang sebelumnya kasak-kusuk ingin mengakui keris sebagai karya bangsanya. Padahal, mereka mengenal keris baru abad ke-13.

Memang, tak ada yang mampu menandingi teknik tempa keris, termasuk pedang arab, pisau iran, bahkan pedang turki sekalipun. Pamor mereka hasil sinarasah (ukir). Sedang pamor keris hasil penempaan, sehingga seolah pamor "tumbuh" dari dalam bilahnya.

Senyum kepuasan di wajah lr. Haryono Haryoguritno, si empunya bibir 74 tahun yang dikelilingi kumis dan jenggot memutih itu, seolah katup pelepas kelegaan. Sejak ditemukan pertama kali di Jawa pada abad ke-6, tak ada upaya pihak mana pun untuk mengangkat derajatnya sebagai warisan budaya leluhur. Padahal, budaya keris telah merambah ke Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand Selatan, Kamboja (pesisir), dan Filipina Selatan melalui ekspansi kerajaan Singasari dan Majapahit.

Bukan senjata pembunuh