Find Us On Social Media :

Salah Satu Keunggulan Kurikulum Merdeka adalah Lebih Relevan dan Interaktif, Apa Maknanya?

By Afif Khoirul M, Senin, 29 Juli 2024 | 13:36 WIB

Setidaknya sudah 11 kali Indonesia berganti kurikulum, sejak 1947. Artikel ini semoga bisa menemani Anda di hari pertama masuk sekolah.

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Embun pagi masih menempel di dedaunan, mentari baru saja mengintip malu-malu dari balik bukit. Di sebuah sekolah kecil di pelosok desa, suasana belajar mengajar terasa berbeda.Tak ada lagi wajah-wajah tegang siswa yang dijejali hafalan teori, tak ada lagi guru yang monoton membacakan materi dari buku teks. Yang ada adalah tawa riang, diskusi hangat, dan semangat eksplorasi yang membuncah.Inilah potret pendidikan di era Kurikulum Merdeka, sebuah paradigma baru yang membawa angin segar bagi dunia pendidikan Indonesia.Salah satu keunggulan utama Kurikulum Merdeka yang menjadi sorotan adalah penekanannya pada pembelajaran yang lebih relevan dan interaktif.Namun, apa sebenarnya makna di balik kata-kata indah tersebut?Mari kita selami lebih dalam, menyingkap tabir misteri di balik transformasi pendidikan yang sedang berlangsung.Relevansi: Jembatan Penghubung antara Ilmu dan KehidupanKurikulum Merdeka menyadari bahwa ilmu pengetahuan bukanlah sekadar kumpulan fakta dan angka yang terisolasi dari realitas. Ilmu pengetahuan adalah alat yang ampuh untuk memahami dan memecahkan masalah-masalah nyata yang dihadapi masyarakat.Oleh karena itu, Kurikulum Merdeka berupaya mendekatkan ilmu pengetahuan dengan kehidupan sehari-hari siswa, menjadikannya relevan dan bermakna.Misalnya, dalam pelajaran matematika, siswa tidak hanya diajarkan rumus-rumus abstrak, tetapi juga diajak untuk menerapkannya dalam situasi nyata, seperti menghitung biaya produksi usaha kecil-kecilan atau merencanakan anggaran belanja keluarga.Dalam pelajaran bahasa Indonesia, siswa tidak hanya dituntut untuk menghafal tata bahasa, tetapi juga diajak untuk mengekspresikan ide-ide kreatif mereka melalui tulisan atau presentasi.Dengan demikian, siswa tidak lagi merasa belajar sebagai beban yang harus dipikul, melainkan sebagai petualangan yang menyenangkan untuk menggali potensi diri dan berkontribusi bagi masyarakat.Ilmu pengetahuan tidak lagi menjadi barang mewah yang hanya bisa dinikmati segelintir orang, melainkan menjadi hak semua orang untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan zaman.

Baca Juga: Menelusuri Misteri Suku Mante yang Misterius Dari Pedalaman AcehInteraktivitas: Menggugah Semangat Kolaborasi dan InovasiKurikulum Merdeka percaya bahwa belajar bukanlah proses pasif di mana siswa hanya menerima informasi dari guru. Belajar adalah proses aktif di mana siswa terlibat secara langsung dalam membangun pengetahuan mereka sendiri.Oleh karena itu, Kurikulum Merdeka mendorong terciptanya lingkungan belajar yang interaktif, di mana siswa diajak untuk berdiskusi, berdebat, bertanya, dan mencari jawaban bersama-sama.Guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber kebenaran, melainkan sebagai fasilitator yang membimbing siswa dalam proses belajar mereka.Siswa tidak lagi duduk diam mendengarkan ceramah guru, melainkan aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pembelajaran, seperti kerja kelompok, proyek, presentasi, dan simulasi.Dengan demikian, siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan dari guru, tetapi juga dari teman-teman sekelas mereka. Mereka belajar untuk menghargai perbedaan pendapat, bekerja sama dalam tim, dan mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif.Mereka juga termotivasi untuk berpikir kritis, kreatif, dan inovatif dalam menghadapi tantangan-tantangan baru.Makna yang Lebih Luas: Membangun Generasi Unggul yang Berdaya SaingRelevansi dan interaktivitas bukanlah sekadar jargon kosong yang menghiasi Kurikulum Merdeka. Keduanya merupakan kunci utama untuk membangun generasi unggul yang berdaya saing di era globalisasi.Generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang kuat, keterampilan yang relevan, dan semangat untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa.Kurikulum Merdeka adalah sebuah langkah berani untuk keluar dari zona nyaman pendidikan tradisional yang sudah usang.Kurikulum Merdeka adalah sebuah harapan baru untuk mewujudkan pendidikan yang berpusat pada siswa, yang menghargai keberagaman, yang mendorong kreativitas, dan yang mempersiapkan siswa untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan dan peluang.

Baca Juga: Sang Fajar Terbit di Nusantara, Misteri Kemenangan Jepang di Bumi PertiwiTantangan dan Harapan di Masa DepanTentu saja, implementasi Kurikulum Merdeka tidaklah mudah. Banyak tantangan yang harus dihadapi, mulai dari kesiapan guru, ketersediaan sarana dan prasarana, hingga perubahan mindset masyarakat.Namun, jika semua pihak bekerja sama dengan sungguh-sungguh, Kurikulum Merdeka dapat menjadi tonggak sejarah bagi kemajuan pendidikan Indonesia.PenutupKurikulum Merdeka adalah sebuah perjalanan panjang yang baru saja dimulai. Masih banyak hal yang perlu dipelajari, dievaluasi, dan ditingkatkan.Namun, satu hal yang pasti, Kurikulum Merdeka adalah sebuah langkah maju yang patut diapresiasi. Kurikulum Merdeka adalah sebuah harapan baru bagi pendidikan Indonesia yang lebih baik.

*

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---