Find Us On Social Media :

Alasan Ki Hadjar Dewantara Membangun Pendidikan Indonesia pada Masa Kolonial

By Afif Khoirul M, Senin, 29 Juli 2024 | 07:40 WIB

Konsep pendidikan anak menurut Ki Hajar Dewantara.

 

---

Intisari-online.com - Udara pagi di Yogyakarta tahun 1922 terasa berbeda. Semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia mulai berkobar di berbagai pelosok negeri. Di tengah gemuruh semangat itu, seorang tokoh bernama Ki Hadjar Dewantara melangkah dengan tegap, bukan dengan senjata atau taktik perang, melainkan dengan sebuah keyakinan akan kekuatan pendidikan.

Ia percaya bahwa pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk membebaskan bangsanya dari belenggu penjajahan.

Pendidikan Kolonial, Luka yang Menganga

Pada masa itu, pendidikan di Indonesia berada di bawah kendali pemerintah kolonial Belanda. Sistem pendidikan ini bersifat diskriminatif, hanya diperuntukkan bagi segelintir kaum bangsawan dan elit pribumi yang dianggap loyal pada Belanda. Sementara itu, rakyat jelata dibiarkan terkungkung dalam kebodohan dan keterbelakangan.

Ki Hadjar Dewantara melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana sistem pendidikan kolonial ini telah merampas hak rakyat Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Ia menyaksikan bagaimana anak-anak bangsa dipaksa untuk belajar dengan kurikulum yang tidak relevan dengan budaya dan kebutuhan mereka. Mereka diajarkan untuk menjadi budak yang patuh dan tunduk pada pemerintah kolonial.

Taman Siswa, Cahaya di Ujung Terowongan

Didorong oleh semangat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, Ki Hadjar Dewantara mendirikan sebuah lembaga pendidikan bernama Taman Siswa pada tanggal 3 Juli 1922.

Taman Siswa hadir sebagai bentuk perlawanan terhadap sistem pendidikan kolonial yang diskriminatif dan tidak memihak rakyat Indonesia.

Taman Siswa tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan umum, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebangsaan, cinta tanah air, dan semangat perjuangan kemerdekaan.

Ki Hadjar Dewantara percaya bahwa pendidikan harus mampu membentuk karakter manusia Indonesia yang merdeka, berbudi pekerti luhur, dan memiliki jiwa patriotisme yang tinggi.

Pendidikan sebagai Pembebasan