Find Us On Social Media :

Hikayat Puputan Margarana, Wujud Semangat Rakyat Bali dalam Menegakkan Kedaulatan RI

By Afif Khoirul M, Minggu, 28 Juli 2024 | 15:15 WIB

Sejarah Puputan Margarana

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Mentari pagi merekah di atas Pulau Dewata, sinarnya menyentuh lembut hamparan sawah dan pura-pura yang menjulang. Namun, di balik keindahan alamnya, Bali tengah dilanda kegelisahan.

Kabar mengenai kembalinya penjajah Belanda (NICA) yang diboncengi pasukan sekutu usai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia telah mengusik ketenangan rakyat. Semangat juang yang berkobar di dada para pejuang Bali pun membara, siap mempertahankan kedaulatan Republik yang baru saja mereka kecap.

Di tengah situasi genting itu, muncullah sosok pemimpin muda yang karismatik, I Gusti Ngurah Rai. Dengan wibawa dan kecerdasan taktisnya, ia berhasil menggalang kekuatan rakyat Bali dari berbagai lapisan. Para petani, nelayan, seniman, bahkan para pemangku adat bersatu padu di bawah panji perjuangan.

Mereka membentuk pasukan Ciung Wanara, siap menghadang setiap upaya Belanda untuk kembali menguasai Bali.

Pasukan Ciung Wanara tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik semata. Mereka juga memanfaatkan kearifan lokal Bali, seperti taktik perang gerilya.

Dengan memanfaatkan medan pegunungan dan hutan yang lebat, mereka melancarkan serangan-serangan kilat yang membuat pasukan Belanda kewalahan.

Selain itu, mereka juga menggunakan senjata tradisional seperti keris dan tombak, yang menjadi simbol perlawanan rakyat Bali.

Pertempuran demi pertempuran terjadi, mengukir kisah heroik di tanah Bali. Salah satu pertempuran paling bersejarah adalah Puputan Margarana, yang terjadi pada tanggal 20 November 1946.

Di desa kecil Margarana, pasukan Ciung Wanara yang dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai bertempur habis-habisan melawan pasukan Belanda yang jauh lebih kuat dan lengkap persenjataannya.

Dalam pertempuran yang tidak seimbang itu, pasukan Ciung Wanara menunjukkan semangat juang yang luar biasa. Mereka bertempur dengan gagah berani, pantang menyerah meski nyawa menjadi taruhannya.