Find Us On Social Media :

Kejadian Berdarah Setelah Kemerdekaan Indonesia Pada 13 Oktober 1945 Antara Pemuda Dengan Belanda dan NICA

By Afif Khoirul M, Rabu, 17 Juli 2024 | 18:15 WIB

NICA melancarkan serangan ke Kotawaringin Kalimantan Barat 14 Januari 1946.

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

--

Intisari-online.com - Langit Medan bagaikan kanvas yang dilumuri warna jingga kemerahan, pertanda mentari segera terbenam. Namun, di balik keindahan panorama alam, kota Medan mencengkeram ketegangan yang mencekam.

Tanggal 13 Oktober 1945,udara terasa kelam, dibebani awan hitam pertanda badai akan segera melanda.

Sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, gejolak nasionalisme membara di seluruh penjuru Indonesia.

Di Medan,semangat kemerdekaan rakyat Indonesia beradu dengan ambisi Belanda untuk kembali menguasai Hindia Belanda.

Belanda, dengan NICA (Nederlandsch Indische Civiele Administratie) sebagai alatnya, ingin memadamkan api kemerdekaan yang telah berkobar di dada rakyat Indonesia.

Pada pagi itu, 13 Oktober 1945, ketegangan di Medan mencapai puncaknya. Pemuda-pemuda Indonesia yang tergabung dalam Barisan Pemuda dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) bertekad untuk mengambil alih gedung-gedung penting dari tangan Belanda dan NICA.

Mereka ingin menunjukkan bahwa Indonesia telah merdeka dan tidak akan tunduk lagi kepada penjajah.

Di Jalan Kesawan, Medan, aksi heroik pemuda Indonesia dimulai.

Dengan semangat membara dan tekad baja, mereka bergerak menuju Kantor Pos dan Telegraf, Kantor Bank Standard Chartered, dan Gedung Telepon.

Teriakan "Merdeka!" dan "Indonesia Raya!" menggema di seluruh penjuru kota.