Find Us On Social Media :

Kereta Jenazah Pakubuwono X, Sejak Dipesan Pada 1909 Cuma Sekali Dipakai

By Moh. Habib Asyhad, Senin, 24 Juni 2024 | 23:52 WIB

Kereta jenazah Pakubuwono X hanya dipakai sekali, pada 1939, ketika sang raja mangkat dan dikuburkan di Makam Raja Imogiri, Yogyakarta.

Kereta jenazah Pakubuwono X hanya dipakai sekali, pada 1939, ketika sang raja mangkat dan dikuburkan di Makam Raja Imogiri, Yogyakarta. Ini cerita uniknya.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan artikel terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com - Jika kamu jalan-jalan di Alun-alun Selatan Keraton Surakarta, kamu akan melihat dua gerbong kereta teronggok di sebelah utaranya. Itu bukan gerbong kereta sembarangan, ada cerita menarik dari dua gerbong tersebut.

Satu di antara keduanya, cuma sekali dipakai. Itu terjadi saat Sunan Pakubuwuno X meninggal dunia. Benar, itulah kereta jenazah PB X yang dibuat pada 1914 dan dikirim ke Hindia Belanda setahun kemudian.

Sementara kereta atau gerbong satunya adalah kereta pesiar PB X. Mengutip situs Surakarta.go.id, gerbong itu adalah bagian dari rangkaian kereta pesiar yang diberangkatkan dari Stasiun Solo Jebres. Fungsinya adalah untuk mengantarkan PB X dalam rangka meninjau pabrik gula juga untuk keperluan lainnya.

Teknologi kereta ini juga tergolong cukup canggih untuk kurun waktu itu. Lihat saja, kereta ini punya keunikan pada pendinginnya. Masih dari sumber yang sama, kereta pesiar HB X ini tidak menggunakan freon, tapi menggunakan es batu untuk mendinginkan ruangan. Jika air es batu telah mencair dapat digunakan untuk cuci tangan di wastafel yang tersedia di dalamnya.

Terkait apa-apa yang ada dalam kereta itu, ternyata HB X langsung turun tangan. Dia langsung turun tangan memberi masukan terkait desain kereta pesiar ini kepada perusahaan Werkspoor di Belanda.

Lalu kereta jenazah PB X, adalah gerbong kereta khusus yang digunakan untuk mengantarkan penguasa Kasunana Surakarta ke-10 itu ke peristirahatan terakhirnya. PB X sendiri mangkat pada 1939, meski begitu, kereta jenazah ini sudah dipersiapkan sejak sekitar 1909-1920. PB X langsung memesan kereta ini ke perusahaan Belanda yang juga membuat kereta pesiar yaitu Werkspoor.

Kereta itu akhirnya rampung sekitar tahun 1914 tapi baru dikirim ke Hindia Belanda setahun kemudian oleh perusahaan NIS yang berkantor di sebuah gedung yang sekarang dikenang dengan Lawang Sewu di Semarang.