Find Us On Social Media :

Mengenang Tragedi Mina 1990, Ketika 562 Jamaah Haji Indonesia Meninggal Dunia Di Tanah Suci

By Moh. Habib Asyhad, Senin, 17 Juni 2024 | 14:17 WIB

Tragedi Mina 1990, ratusan jemaah haji Indonesia menjadi korban. Total ada 1.400-an jemaah haji yang meninggal dunia.

 

"562 Jemaah Haji Indonesia Meninggal dalam Musibah" begitu judul headline Harian Kompas pada 6 Juli 1990. Judul itu merujuk kepada tragedi mengerikan yang menewaskan ribuan manusia: Tragedi Mina 1990.

Oleh Tim Kompas

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru dari kami di sini

---

Intisari-Online.com - Kami akan menulis secara utuh berita yang ditulis oleh Harian Kompas pada 6 Juli 1990 terkait kejadian tersebut. Begini beritanya:

"Jumlah jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia dalam musibah terowongan Haratul Lisan di Mina, sampai kamis siang (5/7) tercatat 562 orang. Dari jumlah itu sebanyak 541 orang sudah diketahui identitasnya, kloter (kelompok terbang), dan daerah asalnya, sedangkan 21 orang lainnya masih dalam penelitian.

Nama-nama korban itu masih dalam tahap penyusunan untuk pengumuman lebih lanjut oleh Departemen Agama, karenanya hingga pukul 24.00 semalam, baru 104 pasti yang diumumkan. Dan sehubungan dengan musibah ini, Presiden Soeharto memutuskan hari Jumat, 6 Juli 1990 sebagai Hari Berkabung Nasional dengan pengibaran bendera setengah tiang sehari penuh.

Keputusan Hari Berkabung Nasional itu dinyatakan Kepala Negara setelah menerima laporan dari Menko Kesra Soepardjo Rustam selaku Menteri Agama ad interim di kediaman Jalan Cendana, Jakatya, Kamis (5/7).

Soepardjo Rustam didampingi Sekjen Departemen Agama, Tarmizi Taher, kepada wartawan menjelaskan, jumlah korban dari Indonesia itu berarti 39,2 persen dari 1.426 jumlah korban keseluruhan berdasarkan angka resmi yang dikeluarkan Pemerintah Arab Saudi.

Sampai Kamis 104 nama korban yang telah dikawatkan ke Indonesia untuk segera diberitahukan kepada keluarga mereka. Agak lambatnya pengiriman nama-nama korban ke Indonesia disebabkan semua nama dan data para korban ditulis dalam bahasa Arab, sehingga harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia lebih dulu.

“Presiden Soeharto menyatakan rasa duka citanya yang dalam atas musibah ini, dan mendoakan semoga arwah mereka diterima di sisi Allah SWT. Kepada keluarga yang ditinggalkan Kepala Negara juga mendoakan semoga mereka tabah menerima musibah ini,” lkata Soepardjo Rustam. “Kepada masyarakat umat Islam, Presiden juga menyerukan untuk melakukan sholat gaib setelah shalat Jumat hari ini (7/7).”