Find Us On Social Media :

Taktik Belanda dalam Melakukan Monopoli Perdagangan di Kerajaan Banten

By Afif Khoirul M, Jumat, 14 Juni 2024 | 08:30 WIB

Ilustrasi - Bagaimana Kesultanan Banten mendapatkan lada?

Intisari-online.com - Kerajaan Banten, yang terletak di ujung barat Pulau Jawa, merupakan salah satu pusat perdagangan rempah-rempah terpenting di Nusantara pada abad ke-16 dan ke-17.

Kekayaan alam dan posisinya yang strategis menarik perhatian bangsa Eropa, termasuk Belanda.

Belanda, melalui Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), berusaha untuk menguasai perdagangan di Banten dengan berbagai cara, termasuk taktik politik, ekonomi, dan militer. Berikut adalah beberapa taktik utama yang digunakan Belanda:

1. Diplomasi dan Perjanjian:

Belanda menjalin hubungan diplomatik dengan Sultan Banten untuk mendapatkan akses ke pelabuhan dan pasar.

VOC menandatangani perjanjian perdagangan dengan Banten yang menguntungkan Belanda, seperti hak monopoli atas perdagangan lada dan cengkeh.

Belanda juga menggunakan pernikahan politik untuk memperkuat pengaruh mereka di istana Banten.

2. Monopoli Perdagangan:

VOC berusaha untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah di Banten dengan melarang pedagang lain untuk berdagang langsung dengan penduduk lokal.

VOC juga menetapkan harga rempah-rempah yang rendah sehingga merugikan para pedagang lokal.

VOC menggunakan kekuatan militernya untuk memaksa pedagang Banten untuk menjual produk mereka kepada VOC.

Baca Juga: Lebih Dekat Dengan Penyelamat Benda Peninggalan Sejarah Kerajaan Aceh, Inilah Harun Keuchik Leumiek

3. Intervensi Politik:

Belanda sering kali mencampuri urusan internal Kerajaan Banten untuk melemahkan pemerintahan dan memajukan kepentingan mereka.

VOC mendukung pemberontakan internal dan membantu mengangkat sultan-sultan boneka yang pro-Belanda.

Belanda juga menggunakan propaganda untuk mendiskreditkan sultan dan pemerintah Banten.