Find Us On Social Media :

Kisah Indonesia Tantang Negara-Negara Adidaya Barat Berperang di Negeri Jiran

By Afif Khoirul M, Jumat, 7 Juni 2024 | 14:36 WIB

Indonesia pernah tantang negara-negara Barat hingga nyaris berperang di Malaysia.

Saat ini Intisari hadir di WhatsApp Channel, langsung follow kami di sini

Intisari-online.com - Dari tahun 1962 hingga 1966, terjadi konflik bersenjata antara Indonesia dengan Malaysia yang juga melibatkan pasukan dari Australia, Selandia Baru, dan Inggris.

Konflik ini bermula dari kecurigaan Presiden Indonesia, Sukarno, yang menganggap pembentukan Federasi Malaysia pada September 1963 sebagai strategi Inggris untuk mempertahankan pengaruh kolonialnya di Asia Tenggara.

Menteri Luar Negeri Indonesia, Dr Subandrio, mencetuskan istilah "Konfrontasi" pada Januari 1963, yang merujuk pada upaya Indonesia untuk mengguncang stabilitas federasi yang baru terbentuk dengan tujuan akhir untuk membubarkannya. Konflik ini memuncak dengan serangan-serangan yang dilakukan oleh Indonesia ke wilayah Malaysia pada awal 1963.

Menurut awm.gov.au, konfrontasi ini sudah mulai terasa ketika pada Desember 1962, sekelompok pemberontak yang didukung oleh Indonesia mencoba mengambil alih kekuasaan di Brunei, tetapi gagal karena ditumpas oleh pasukan Inggris dari Singapura.

Pada awal 1963, aktivitas militer meningkat di perbatasan Kalimantan, dengan infiltrasi kecil yang dilakukan oleh orang-orang bersenjata untuk misi propaganda dan sabotase. Serangan lintas batas oleh sukarelawan Indonesia ini berlangsung sepanjang tahun 1963 dan pada tahun 1964, pasukan reguler Indonesia juga mulai terlibat.

Pasukan Australia yang terlibat dalam Konfrontasi ini bertindak sebagai bagian dari kekuatan yang lebih besar dari Inggris dan Persemakmuran, di bawah komando Inggris. Komitmen Australia dalam operasi melawan Indonesia di Kalimantan dan Malaysia Barat adalah bagian dari keanggotaan mereka dalam Cadangan Strategis Timur Jauh.

Awalnya, pemerintah Australia enggan melibatkan pasukannya dalam Konfrontasi, terutama karena kekhawatiran akan perluasan konflik ke perbatasan Papua Nugini dan Indonesia. Permintaan dari pemerintah Inggris dan Malaysia untuk penempatan pasukan Australia di Kalimantan pada 1963-64 ditolak.

Namun, pemerintah Australia setuju bahwa pasukannya dapat digunakan untuk mempertahankan Semenanjung Malaya dari serangan luar. Serangan oleh Indonesia terjadi dua kali, pada September dan Oktober 1964, dengan serangan pasukan terjun payung dan amfibi ke Labis dan Pontian di barat daya semenanjung.

Pasukan dari Batalyon ke-3, Resimen Kerajaan Australia (3 RAR), digunakan dalam operasi pembersihan. Meskipun serangan ini berhasil dipukul mundur, mereka menimbulkan risiko eskalasi konflik.

Pada Januari 1965, pemerintah Australia akhirnya menyetujui penempatan batalion di Kalimantan.

Baca Juga: Selama 32 Tahun Pemerintahan Orde Baru Melaksanakan Pemilu 6 Kali: Menelusuri Ciri Khas Pemilu Era Orde Baru