Find Us On Social Media :

Apa Tujuan Dari Mengamati, Meniru, Dan Memodifikasi Dalam Konteks Perilaku Kompetisi Dalam Kebaikan?

By Moh. Habib Asyhad, Senin, 3 Juni 2024 | 08:12 WIB

Lalu apa tujuan dari mengamati, meniru, dan memodifikasi dalam konteks perilaku kompetisi dalam kebaikan?

Intisari-Online.com - Dalam kehidupan ini, kita mengenal istilah ATM, Amati, Tiru, dan Modifikasi.

Lalu apa tujuan dari mengamati, meniru, dan memodifikasi dalam konteks perilaku kompetisi dalam kebaikan?

ATM alias amati, tiru, dan modifikasi merupakan metode populer dalam dunia bisnis dan industri kreatif di Indonesia.

Tujuan dari metode ini adalah untuk menciptakan peluang bagi bisnis untuk senantiasa menciptakan produk atau strategi yang segar, kreatif, unik dan berdaya saing.

Seperti namanya, ada tiga tahap dalam metode ATM ini.

Pertama, proses mengamati (pesaing, media massa, atau apa saja), kedua proses meniru, dan ketiga proses memodifikasi.

Percayalah, di dunia ini sudah tidak ada lagi yang 100 persen asli, original. 

Semua hal yang kita saksikan saat ini adalah hasil dari kreasi dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya.

Tak hanya di bidang bisnis kreatif, model ATM ini juga merambahkan bidang lainnya, termasuk penelitian dan pendidikan.

Hal yang membedakan metode ini dengan plagiarisme adalah adanya modifikasi atau inovasi, sehingga bukan merupakan tindakan ilegal.

Metode ini menyertakan proses kreatif untuk mengubah objek yang hendak ditiru menjadi sesuatu yang unik.

Baca Juga: Bagaimanakah Sesungguhnya Berbuat Baik yang Memang Berbuat Baik Tidak Sekedar Terlihat Orang Lain?

Kompetisi dalam kebaikan

Dalam Islam, kita mengenal konsep berlomba-lomba dalam kebaikan atau berkompetisi dalam kebaikan. Fastabiqulkhairat, begitu istlah Alquran-nya.

Ada beberapa contoh berlomba dalam kebaikan yang bisa kita contoh.

1. Berbagi Rezeki atau Bersedekah

Bersedekah dapat menjadi kompetisi dalam kebaikan yang selain mampu membantu orang-orang yang sedang membutuhkan, sedekah juga bisa memberikan kebahagiaan.

Bersedekah tidak hanya dapat diberikan pada sesama manusia saja, tapi berbagi rezeki pada makhluk hidup lainnya pun dapat dilakukan.

Contohnya dengan memberikan makanan dan minuman pada kucing jalanan bisa menjadi pilihan.

Tidak hanya melakukan street feeding, melakukan steril pada kucing jalanan juga dapat membantu mengontrol populasi kucing yang membludak.

2. Menuntut Ilmu

Berkompetisi dalam hal menuntut ilmu merupakan cara yang tepat untuk mendapatkan wawasan sekaligus sudut pandang yang luas.

Ilmu dan wawasan yang luas tentunya akan membuat kualitas hidup menjadi jauh lebih baik sehingga mampu melihat setiap masalah dengan kepala yang dingin.

Melalui belajar akan membukakan peluang dan kesempatan yang besar untuk memperoleh kehidupan yang jauh lebih baik.

Menuntut ilmu sampai di penghujung usia tentunya mampu membentuk pribadi yang tidak cuman sekedar cerdas, tapi juga berbudi pekerti.

3. Menjaga Lingkungan

Kondisi Bumi yang sekarang ini boleh dibilang semakin memprihatinkan tentunya sudah menjadi alarm bagi kita sebagai manusia untuk mulai berkompetisi dalam menjaga lingkungan.

Menjaga tempat tinggal dari kehancuran tentunya adalah langkah yang akan membantu generasi selanjutnya.

Membuang sampah pada tempatnya, tidak konsumtif, sampai menanam pohon adalah langkah kecil yang bisa dilakukan dalam menjaga lingkungan.

Pasalnya, lingkungan yang bersih dan sehat akan membuat Bumi menjadi lebih panjang umur dalam menampung kehidupan umat manusia.

4. Menyebarkan Kebaikan Menyebarkan kebaikan merupakan salah satu bentuk ibadah yang akan membuat kehidupan terasa jauh lebih layak untuk dijalani.

Berkompetisi dalam menyebarkan kebaikan akan menjadikan kita pribadi yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.

Berbagai kebaikan bisa berupa memberikan pertolongan, bersedekah, atau membagikan ilmu pada sesama. Berbagi kebaikan akan membuat hati kita semakin kaya dan damai.

5. Bekerja Keras

Berkompetisi dalam hal kerja keras akan membentuk mental yang lebih kuat dan tangguh lagi.

Kerja keras akan memberikan hasil yang sepadan apabila dijalankan dengan sepenuh hati.

Melalui kerja keras, hidup akan terasa lebih berarti untuk diperjuangkan.

Apalagi jika mengingat untuk siapa kerja keras yang kita lakukan selama ini selain bagi diri sendiri dan orang-orang tercinta.

Kembali ke pertanyaan di atas, apa tujuan dari mengamati, menirut, dan memodifikasi dalam konteks perilaku kompetisi dalam kebaikan adalah meningkatkan kualitas dan manfaat amal kebaikan. Semoga menjawab.

Dapatkan artikel terupdate dari Intisari-Online.com di Google News