Find Us On Social Media :

Ideologi Soekarno dan Sejarah Perkembangan Komunisme Di Indonesia

By Afif Khoirul M, Jumat, 31 Mei 2024 | 11:35 WIB

Idelisme Presiden Soekarno dan berkembangnya Komunisme di Indonesia.

Intisari-online.com - Pada abad ke-20, seluruh dunia di berbagai negara sayap kanan mengancam kelompok sayap kiri dengan menulis "Jakarta" di dinding rumah. Kata ini muncul di jalanan Athena pada tahun 1973, Lisbon 1975, Santiago de Chile dan Montevideo tahun 1973.Semua orang di seluruh dunia tahu betul maksudnya, semua ini mengacu pada insiden 1965 yang dikenal dengan sebutan Gerakan 30 S PKI. Upaya kudeta Komunis yang berhasil dipadamkan dengan ribuan simpatisan dibunuh pada masa itu.Sebuah ideologi yang berkembang sebelum dan di masa pemerintahan Presiden Soekarno dan mendapat perhatian dari dunia._________________________________________________________________Sejak berakhirnya Perang Dunia II sejalan dengan Kemerdekaan Indonesia, Presiden Soekarno naik ke tampuk kekuasaan.Bagi dunia, dirinya dianggap seorang pahlawan nasional dan sang proklamator dari tahun 1945 hingga 1967.Seluruh dunia menyebut dirinya adalah pemimpin, dengan gaya negara khas dunia ketiga pascaperang, yang membangun skema ideologis populer.Sejumlah pers dunia, termasuk Uni Soviet memberikan gambaran bagaimana ideologi dibangun Si Bung Besar.Misalnya, situs berita Rusia, Dzen.ru menyebut Bung Karno yang menganut ideologi "Marhaenisme" dari kata marhaen yang artinya orang biasa.Ideologi Si Bung disebut sebagai sosialis utopis, yang menyeimbangkan antara kekuatan nasional, Islamis, dan Komunis kuat di Indonesia.Pada masa itu tentara merupakan kekuatan politik dan ekonomi yang terpisah bagi pilar Si Bung besar.

Baca Juga: Pemberontakan PKI Pada Tahun 1948 Adalah Upaya Disintegrasi Bangsa Yang Dilatarbelakangi Oleh Adanya Hal Ini

Tepatnya hingga tahun 1959, Soekarno mendirikan rezim yang dikenal dengan sebutan Demokrasi Terpimpin, dengan kekuasaan presiden yang diperluas hingga batasnya, menggabungkan fungsi kekuasaan legislatif dan eksekutif.Kemudian, Soerkarno mulai membangun anggota parlementer yang terdiri dari, Partai Nasional, Nahdlatul Ulama, dan Partai Komunis.Semua Partai diharuskan menyerahkan daftar anggotanya, dokumen keuangan dan secara umum melaporkan kegiatannya ke administrasi kepresidenan.Kegiatan oposisi dilarang keras, parlemen harus memberikan suara yang bulat.Hingga puncaknya tahun 1963, Soekarno mendeklarasikan diri sebagai presiden seumur hidup, dengan menerbitkan "Manifesto Politik" dengan prinsip dasar kepercayaan pada satu tuhan.Kelima prinsip ini antara lain adalah, kepercayaan pada satu Tuhan, kemanusiaan, kesatuan negara, demokrasi dan keadilan sosial.Instrumen untuk menerapkan prinsip-prinsip tersebut adalah slogan NASAKOM yang berarti “nasionalisme, agama, komunisme”.Sesuai dengan itu, tiga partai terkemuka membentuk pemerintahan.Namun, bagi dunia struktur ini dianggap sangat rapuh, komunis tetaplah komunis sementara islamis sangatlah islamis, dan tentara tidak mampu mentoleransi salah satu dari keduanya.Kepribadian presiden hanya dapat menyatukan kekuatan ini untuk sementara waktu.

Baca Juga: Dicetuskan Orang Masyumi Diamplifikasi Oleh Buruh PKI, Begini Sejarah THR Di IndonesiaGerakan Islamis adalah kekuatan konservatif, kaum nasionalis adalah kaum modernis, dan kaum komunis adalah kelompok populis yang agresif. Dan mereka semua berjuang untuk otokrasi.Puncak kehancuran Komunisme di Indonesia adalah pada tahun 1965 di mana pasca pemberontakan yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI).Ada dugaan bahwa pemimpinnya DN Aidit adalah biang keladi dari semua pemberontakan itu.Pada malam tanggal 30 September hingga 1 Oktober, tujuh satuan tentara, termasuk Resimen Pengawal Presiden, merebut pangkalan utama TNI AU Halim dekat Jakarta.Pada saat yang sama, detasemen prajurit dan perwira yang paling setia menyerbu apartemen enam jenderal Staf Umum.Tiga diantaranya (Menteri Pertahanan Ahmad Yani, Mayjen Mas Tirtodarmo Haryono dan Brigjen Donald Pandjaitan) tewas di tempat, tiga (Jenderal Suprapto, Siswondo Parman dan Sutoyo Siswomihardjo) ditangkap hidup-hidup oleh pemberontak.Kepala Staf Umum, Abdul Haris Nasution, berhasil melarikan diri, pemberontak membunuh ajudannya, dan putrinya yang berusia lima tahun terluka parah.Para pemberontak membawa korban penculikan dan jenazah mereka yang terbunuh ke daerah Lubang Buaya dekat Pangkalan Udara Halim.Di sana orang-orang yang diculik dibunuh dan dibuang ke dalam lubang bersama dengan mayat orang-orang yang dibunuh sebelumnya.Pemberontakan tersebut dipadamkan oleh Jenderal Soeharto, dengan hasil pemberontakan perwira pro-komunis, atau Gerakan 30 September, berhasil ditumpas setelah seharian melakukan konfrontasi.

Kemunduran dan pengkhianatan PKI kemudian menghancurkan ideologi itu berkembang di Indonesia setelah hampir semua bibit dan akarnya ditumpas habis tanpa tersisa.

*