Penulis
Intisari-Online.com - Saat ituSelasa 21 Juni 2016, ketika kota Yulin di China tengah memulai festival makan daging anjing yang kontroversial, sekelompok aktivis penyelamat hewan tampak sangat sibuk. Mereka bekerja dan berusaha menutup beberapa vendor dan rumah pemotongan hewan yang diperkirakan akan membunuh sekitar 10 ribu anjing pada perayaan yang berlangsung 10 hari itu.
Dilansir dari Mashable, sekitar 10 – 20 juta anjing telah dibunuh untuk disantap dagingnya tiap tahunnya di China. Dan, festival makan daging ajing di Yulin, oleh para aktivis dianggap sebagai salah satu biang keroknya.
Festival ini biasa dimulai di awal musim panas. Ada kepercayaan tradisional di China yang menyebut bahwa makan daging anjing bisa membantu tubuh mengatasi panas.
Aktivis Amerika Marc Ching pergi ke China menjelang festival. Tujuannya bukan untuk ikut perayaan, tapi untuk menyelamatkan anjing-anjing yang disekap di rumah-rumah penjagalan selama acara tersebut. Pada akhir Selasa, Ching dan temannya, Valarie Iannello, akhirnya berhasil membebaskan sekitar seribu anjing dari enam rumah pemotongan hewan. Kabar pembebasan itu ia umumkan di Facebook.
Ini bukan perjalanan pertama Ching dalam misi penyelamatan anjing. Aksi di China adalah misinya yang ketujuh setelah sebelumnya berhasil menutup beberapa rumah pemotongan hewan di Kamboja. Tapi misi Ching tak selamanya sukses. Beberapa pekan sebelumnya, ia gagal mencapai beberapa lokasi pengepulan anjing di Yogyakarta, Indonesia.
Ching punya cara sendiri untuk menjalankan misinya. Dalam beberapa kasus, ia akan berpura-pura menjadi pembeli anjing. Setelah dapat, anjing-anjing itu, yang jumlahnya ratusan, akan dikirim ke Amerika Serikat untuk direhabilitasi. Untuk kasus lain, ia berhasil membujuk pemilik rumah jagal untuk menutup usahanya—setelah mendapatkan barter uang untuk membuka usaha baru.
Pada halaman Facebook-nya, Ching mengatakan dirinya mendapatkan kesulitan dari aparat keamanan ketika hendak ke Yulin. Meskipun secara resmi pemerintah tidak mengakui festival ini, tapi Ching mengklaim bahwa polisi setempat berusaha menghentikannya dan tim untuk sampai ke lokasi festival—polisi takut para aktivis itu mengekspos penderitaan para anjing.
Tapi Ching bukan satu-satunya aktivis yang menolak festival ini. Ada banyak aktivis yang menolak acara ini, termasuk dari China sendiri. Belum lama ini para aktivis lokal dikabarkan bentrok dengan vendor-vendor pendukung festival festival. Untung saja kepolisian cepat tanggap, sehingga konfrontasi fisik yang lebih jauh segera bisa diredam. (Mashable)