Find Us On Social Media :

Mencapai Puncak Kejayaan di Bawah Sultan Agung Bagaimana Kehidupan Politik Kerajaan Mataram Islam?

By Afif Khoirul M, Jumat, 26 April 2024 | 15:15 WIB

Ilustrasi - Bagaimana kehidupan politik Kerajaan Mataram Islam ?

Intisari-online.com - Kerajaan Mataram Islam, yang berkuasa di Jawa Tengah dan DIY dari abad ke-16 hingga ke-18, terkenal dengan kekuatan militer dan pengaruh politiknya yang luas.

Kehidupan politik kerajaan ini diwarnai oleh sistem feodalisme yang kuat, sentralisasi kekuasaan, dan ekspansi wilayah yang ambisius.

Lalu bagaimana kehidupan politik Kerajaan Mataram Islam ?

Sistem Feodalisme dan Struktur Kekuasaan

Mataram Islam menerapkan sistem feodalisme, di mana raja sebagai pemilik tanah tertinggi dan pemegang kekuasaan tertinggi.

Raja dikelilingi oleh para bangsawan dan priyayi yang memegang wilayah dan rakyatnya.

Sistem ini menciptakan hierarki sosial yang jelas, dengan raja di puncak dan rakyat di bawahnya.

Sentralisasi Kekuasaan

Raja Mataram memiliki kekuasaan yang terpusat. Raja dibantu oleh para pejabat kerajaan, seperti patih, senopati, dan mantri, yang bertanggung jawab atas berbagai urusan pemerintahan.

Raja juga memiliki dewan penasihat yang terdiri dari para ulama dan bangsawan senior.

Ekspansi Wilayah

Baca Juga: Apa Alasan Kerajaan Kutai Diyakini Sebagai Kerajaan Hindu Tertua di Indonesia?

Salah satu ciri khas kehidupan politik Mataram Islam adalah ambisi ekspansi wilayahnya.

Mataram berusaha untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan lain di Jawa, seperti Pajang, Jipang, dan Surabaya.

Perang dan penaklukan menjadi alat utama untuk memperluas wilayah dan memperkuat kekuasaan Mataram.

Tantangan dan Keruntuhan

Meskipun Mataram Islam mencapai puncak kejayaannya di bawah Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613-1645), kerajaan ini mulai mengalami kemunduran di abad ke-18.

Faktor-faktor seperti pemberontakan internal, perselisihan suksesi, dan intervensi Belanda menyebabkan Mataram terpecah menjadi dua kerajaan, yaitu Yogyakarta dan Surakarta, pada tahun 1755.

Kesimpulan

Kehidupan politik Kerajaan Mataram Islam diwarnai oleh sistem feodalisme yang kuat, sentralisasi kekuasaan, dan ekspansi wilayah yang ambisius.

Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya di bawah Sultan Agung Hanyakrakusuma, namun kemudian mengalami kemunduran dan terpecah menjadi dua kerajaan pada abad ke-18.

Demikianlah, bagaimana kehidupan politik Kerajaan Mataram Islam.