Find Us On Social Media :

Persahabatan adalah Hal Paling Indah dalam Hidup

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 3 Februari 2016 | 18:30 WIB

Persahabatan adalah Hal Paling Indah dalam Hidup

Intisari-Online.com – Dulu selalu dikisahkan, bahwa gajah dan anjing tidak akan pernah menjadi teman. Gajah tidak suka kepada anjing, dan anjing takut dengan gajah.

Ketika anjing takut dengan yang lebih besar dari mereka, mereka sering menggonggong dengan sangat keras, untuk menutupi ketakutan mereka. Ketika anjing melihat gajah, gajah akan merasa terganggu dan mengejar mereka. Gajah kadang tidak sabar terhadap anjing. Meski anjing sedang tenang, gajah terkadang otomatis mendekati dan menyerangnya. Inilah sebabnya mengapa semua orang mengatakan bahwa gajah dan anjing adalah ‘musuh alami’, seperti singa dan harimau, atau kucing dan tikus.

Alkisah, ada seekor gajah jantan kerajaan, yang sangat baik dalam hal makanan dan dirawat. Di lingkungan kandang gajah, ada seekor anjing liar yang kurus dan kurang makan. Ia tertarik dengan bau nasi yang diberikan untuk gajah kerajaan. Ia mulai menyelinap ke kandang gajah dan makan nasi yang jatuh dari mulut gajah. Ia menyukainya, dan segera ia akan pergi dari tempat itu. Sementara, sambil menikmati makanan, gajah perkasa itu tidak melihat anjing liar yang pemalu dan kecil itu.

Dengan mendapatkan banyak makanan seperti itu, anjing liar itu semakin besar dan kuat, dan menjadi semakin tampan. Gajah yang baik hati mulai memperhatikan anjing liar itu. Sejak anjing itu terbiasa berada di kandang gajah, ia telah kehilangan rasa takutnya. Jadi anjing itu tidak menggonggong pada gajah. Dan karena merasa tidak terganggu oleh anjing yang ramah, gajah itu pun secara bertahap terbiasa dengannya.

Perlahan-lahan, mereka menjadi lebih ramah satu sama lain.  Mereka menghabiskan waktu makan bersama-sama. Ketika bermain, anjing akan meraih belalai gajah,d an gajah akan mengayunnya maju dan mundur, dari sisi ke sisi, atas dan bawah, bahkan memutar. Mereka menjadi sahabat dan tidak pernah ingin dipisahkan.

Hingga suatu hari, seorang pria dari desa terpencil, yang mengunjungi kota, melewati kandang gajah. Ia melihat anjing yang lincah, kuat dan cantik. Ia membeli dari pawang gajah, lalu membawa ke desa asalnya, tanpa ada yang mengetahui di mana itu.

Tentu saja, gajah kerajaan menjadi sangat sedih, karena ia merindukan sahabatnya anjing. Ia menjadi sangat sedih dan tidak ingin melakukan apapun, bahkan makan, minum, atau mandi. Pawang gajah melaporkan hal ini kepada Raja, tapi ia tidak mengatakan bahwa ia menjual anjing yang biasa ada di kandang gajah.

Kebetulan, Raja mempunyai menteri yang cerdas dan memahami tentang hewan. Raja menyuruh menterinya untuk mencari tahu kondisi gajah.

Menteri yang bijaksana itu pergi ke kandang gajah. Ia melihat bahwa gajah jantan itu sangat sedih. Ia berpikir, “Gajah ini tidak tampak sakit. Tapi aku pernah  melihat kondisi seperti ini sebelumnya, pada orang dan hewan. Gajah ini berduka, mungkin karena kehilangan seorang teman yang disayanginya.”

Lalu ia berkata kepada penjaga dan pawang gajah, “Gajah ini tidak sakit. Ia tampaknya berduka karena kehilangan seorang teman. Apakah kalian tahu apakah gajah ini bersahabat dengan siapa?”

Mereka menceritakan bagaimana gajah kerajaan ini dan anjing liar menjadi teman terbaik. “Apa yang terjadi pada anjing liar itu?” tanya menteri.

“Ia dibawa oleh seorang pria tak dikenal,” kata mereka, “dan kami tidak tahu di mana ia sekarang.”