Find Us On Social Media :

Pameran Lukisan Garam Sebuah Upaya Mengangkat Kearifan Di Tambak

By Moh. Habib Asyhad, Jumat, 22 Maret 2024 | 18:17 WIB

Pada tanggal 8 sampai dengan 30 Maret 2024, bertempat di Sangkring Art Project Yogyakarta digelar Pameran Lukisan Garam Pranata Banyu, kolaborasi antara Eggy Yunaedi bersama dengan petani-petani garam dari desa Dasun, Lasem, Kabupaten Rembang.

Intisari-Online.com - Pada 8 sampai dengan 30 Maret 2024, bertempat di Sangkring Art Project Yogyakarta digelar Pameran Lukisan Garam Pranata Banyu, kolaborasi antara Eggy Yunaedi bersama dengan petani-petani garam dari desa Dasun, Lasem, Kabupaten Rembang.

Pameran yang dibuka oleh Pustanto, Direktur Galeri Nasional mewakili Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek RI ini diharap mampu mengangkat karya petani yang seringkali dipandang berada dalam posisi marjina.

Tujuannya agar karya-karya itu memiliki gaung yang lebih besar untuk menjangkau khalayak dan komunitas seni dan budaya.

Pameran lukisan garam ini menampilkan karya kolaborasi kedua Eggy dengan petani garam dari Desa Dasun, Lasem.

Sebelumnya pada bulan November tahun lalu telah digelar lukisan garam berjudul Bancaan Rupa di lahan Tambak Gede, Desa Dasun, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang.

Karya pertama itu telah dicatat oleh Museum Rekor Dunia Muri sebagai lukisan garam di atas tambak pertama dan terbesar di dunia.

Meskipun digarap di atas lokus yang sama sekali berbeda, karya dalam pameran ini dimaksud sebagai kesinambungan dari karya pertama.

Selain dikerjakan oleh orang yang sama dengan menggunakan media yang sama pula, karya yang digelar dalam pameran di Sangkring Art Project kali ini juga memiliki modus, metode dan thema yang tidak berbeda dengan Bancaan Rupa.

Bancaan Rupa adalah garapan seni rupa yang berangkat dari penghargaan atas ruang hidup beserta modal kultural yang ada di dalamnya.

Di mata para kreator lukisan garam, tambak bukanlah ruang hampa yang steril. Tambak juga bukan semata alat produksi penghasil komoditas.

Tambak adalah situs budaya yang tetap berdegub jantung dan berdetak nadinya.

Di atasnya hidup manusia yang mewarisi dan mengembangkan pengetahuan, simbol budaya dan sistem nilainya sendiri.